Selingkuh hati adalah kesalahannya yang paling fatal. Perselingkuhan menjauhkannya dari Allah. Membuatnya mengkhianati janji di depan Allah, Silvi, dan ratusan tamu di pesta pernikahan mereka beberapa tahun lalu.
Berkali-kali Calvin memimpikan banyak kenangannya dengan Silvi. Mulai dari kenangan termanis hingga terpahit. Pertemuan pertama mereka di agency, kedekatan dengan Silvi, percobaan bunuh diri yang gagal, Calvin membantu Silvi berhenti melukai dirinya sendiri, vonis mandul, dan Silvi yang menerima lamarannya. Dalam mimpi-mimpi itu, terlihat Silvi sangat membutuhkan Calvin. Silvi kuat, namun di sisi lain dia tetap membutuhkan kasih sayang pria sebaik Calvin Wan.
Sejauh ini, semuanya berjalan lancar. Bahkan Calvin sempat berdoa di depan Multazzam dan mencium Hajar Aswad. Kesempatan yang belum tentu dimiliki semua orang, apa lagi bila jamaah sedang padat-padatnya.
Penyakit itu kambuh lagi saat Sa'i. Ritual berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah untuk mengenang usaha Siti Hajar mendapatkan air itu mungkin ringan saja bagi mereka yang sehat. Tapi, berat jadinya bila dikerjakan penderita penyakit ginjal yang memaksakan diri umrah. Apa lagi, Calvin menolak memakai kursi roda dan dibantu sesiapa.
"Ya, Allah...kuatkan aku." Calvin bergumam lirih, merasakan sakit luar biasa.
"Aku masih punya tanggung jawab di tempat lain, Ya Allah. Istriku, Calisa, Carol, Thalita, dan Stevent masih membutuhkanku..."
Mungkinkah ini hukuman atas perbuatan dosanya? Tidak, Allah tidak sekejam itu. Calvin menguatkan diri. Voilet, berhasil ia bertahan.
Selesai semua ritual umrah, Calvin menjalani perawatan di rumah sakit. Selang oksigen dipasangkan. Saturasi oksigen di tubuhnya sangat rendah. Malaikat tampan bermata sipit yang sangat tegar itu harus terbaring lagi di rumah sakit, untuk kesekian kali.
** Â Â
Telah banyak yang kulewati