Nyong dan Nona Minahasa itu larut dalam pelukan. Revan tak ragu mengecup kedua pipi Silvi berkali-kali. Seakan telah lama mereka tak bertemu.
"Kamu kemana aja sih? Tiga hari hilang tanpa kabar? Bikin stress sepupumu yang paling cantik!" kecam Silvi, memukul-mukul dada Revan.
Pria berjas dark blue itu tertawa. "Lagi kesal gini, masih sempat narsis ya."
"Biarin! Aku kesal sama kamu! Kalo mau kabur, bilang dulu dong!"
"Yee, mana ada kabur pakai bilang-bilang. Itu sih bukan kabur namanya."
Sesaat kedua sepupu bermata biru pucat itu saling melemparkan canda. Bedcover putih menjadi sedikit berantakan. Namun mereka tak peduli. Pertemuan kembali sangat membahagiakan.
"Sana, kamu mandi. Dandan yang cantik, trus pakai itu." tunjuk Revan ke arah sebentuk kotak putih yang belum dibuka.
"Dress. Corak batik Manado. Tahu kan, yang tiga corak itu? Lilin, reef, sama zigzag?"
"Oh Revan, itu yang aku inginkan dari bulan kemarin! Makasih ya...kamu beliin buat aku!"
"Sama-sama. Aku tahu bangetlah, kamu suka dress."
Ternyata tak hanya sehelai dress cantik. Revan membelikan sepuluh dress untuk sepupunya. Dress, pakaian terfavorit Silvi.