Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika yang Hidup Menikahi yang Mati

8 Agustus 2018   06:03 Diperbarui: 8 Agustus 2018   07:17 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tentu saja, Sayang. Turunlah kalau kau sudah siap."

Pintu putih itu mengayun terbuka. Dada Evita bergemuruh. Ya, Allah, itukah dia?

**    

Ada hujan di mata Evita. Kristal-kristal bening berjatuhan. Sukses merusak polesan make up di wajahnya. Namun ia tak bisa, sungguh tak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi.

Calvin terbaring di dalam peti mati. Setelan jas hitam membalut sempurna lekak-lekuk tubuhnya. Asap hio bergulung-gulung, kue dan buah-buahan tertata rapi di meja persembahan. Kertas sembahyang dibakarkan. Dalam kematian, Calvin tetaplah tampan.

"Aku paham keluargamu keras kepala..." desis Evita. Lembut membelai pipi Calvin yang dingin membeku.

"Mereka bisa menerima kalau kau meyakini Allah yang berbeda dengan mereka. Tapi...ternyata, mereka berkeras memakamkanmu dengan tradisi mereka."

Sunyi. Sesaat Evita mengedarkan pandang. Kamar tidur mewah itu masih sama. Dinding, langit-langit, dan karpetnya serba putih. Sofa, grand piano, rak buku, dan seperangkat komputer lengkap dengan printer dan scanner belum berubah posisinya.

"Tapi aku hormati keputusan mereka. Termasuk ketika mereka mencarikan Minghun untukmu."

Suara Evita bergetar saat mengucap dua kata terakhir. Dua butir air mata terjun bebas membasahi pipi.

"Aku sangat mencintaimu, Calvin. Cinta, yang membuatku ikhlas menjadi Minghun untukmu. Allah mengabulkan doaku. Aku bisa bersamamu...aku bisa menikah denganmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun