Calvin tak tahu, sungguh tak tahu. Empat sosok di depan ruang kemoterapi ini sangat memperhatikannya.
Revan mengusap wajahnya letih. "Aku tahu kenapa dia sehancur itu. Karena dia kehilangan Uncle Effendi, Adica, dan...Silvi."
Ketika menyebut nama terakhir, tenggorokan Revan tercekat. Pria blonde bermata biru itu merasa bersalah. Gegara dirinya, Calvin kehilangan Silvi.
"Sudahlah, Revan. Jangan sesali dirimu sendiri. Silvi memang anak kandungmu. Kau berhak merawatnya."
"Anton, haruskah aku mengembalikan Silvi ke tangan Calvin?"
** Â Â Â Â
Ku dilema
Ku berada antara dua cinta
Cinta lama dan cinta yang kini ada
Haruskah ku mengakhiri
Relakan satu hati