"Iya, Silvi."
Refleks Silvi memeluk Calvin erat. Pelukan yang sangat erat, seakan tak ingin dilepas lagi.
"Calvin?"
"Ya Silvi?"
"Jangan tinggalkan aku."
Sungguh, Silvi sangat ketakutan. Ia takut kehilangan Calvin. Ketakutan yang sulit dijelaskan.
"Tidak. Aku tidak pergi. Aku tidak akan kemana-mana." ujar Calvin lembut, ada getaran aneh tertangkap dalam nada suaranya.
Air mata Silvi kembali jatuh. Ya Allah, mengapa ia sesedih ini? Mengapa ia takut kehilangan Calvin? Dan mengapa Calvin berjanji takkan meninggalkannya meski mengaku 95% tidak akan menikah? Mengapa pula harus 95%? Mungkinkah ada desakan takdir yang lain? Entahlah, hanya Maha Cinta yang punya jawabannya.
** Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H