"No way! Pokoknya aku tidak mau Safira dekat-dekat tempat itu!"
Bagaimana ini? Perdebatan takkan selesai. Calvin Wan yang lembut dan penyayang versus Silvi Marisa yang keras kepala dan egois. Lagi, perbedaan prinsip menimbulkan keretakan.
"Kamu akan jahat sekali kalau membawa Safira ke tempat yang kotor, banyak penyakitnya, dan tidak aman! Rasakan kalau nanti anakmu diculik!"
Dalam hati Calvin beristighfar. Mengapa Silvi mendoakan hal buruk menimpa putrinya? Walaupun anak angkat, Calvin sangat menyayangi Safira. Mana mungkin ia biarkan anaknya disakiti orang jahat?
Perlahan Silvi memunguti peralatan makan di lantai. Dadanya naik-turun menahan emosi. Kesedihan dan kemarahan tertinggal di wajahnya.
"Coba saja aku mengasuh Safira bersama Al. Tentu takkan begini. Dia bisa berpikir lebih jernih darimu." Desahnya. Disambuti tatapan masygul Calvin. Rupanya Silvi masih mengingat mantan kekasihnya.
Raungan sirine pertanda Imsakiyah di kejauhan mengurai pertengkaran mereka. Namun, belum tentu berakhir dengan damai.
** Â Â Â
Ada cinta yang sejati
Ada sayang yang abadi
Walau kau masih memikirkannya