Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Tak Ada Hari Libur untuk Mencintai

23 Februari 2018   17:57 Diperbarui: 23 Februari 2018   18:08 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tak ada hari libur untuk mencintai," bisiknya.

Tangan Calvin sedikit bergetar saat membuka pintu. Benar saja, berdiri sosok mungil nan cantik. Salah satu dari dua perempuan yang paling dirindukannya.

"Ayah!"

Si cantik Syahrena, gadis kecil bergaun tafetta itu, melompat ke pelukan Calvin. Memeluknya erat-erat. Terisak satu-dua kali.

"Syahrena Sayang..." Calvin nyaris kehilangan kata.

Dipeluknya putrinya penuh cinta. Diciuminya kedua pipinya berulang kali. Lalu diangkatnya tubuh Syahrena. Ia memutarnya. Bahagia sekali bisa bertemu lagi dengan putri tunggalnya. Anak cantik itu tertawa-tawa senang dalam gendongan ayah super tampannya.

"Miss you, Princess." Calvin berujar lembut.

"Miss you too, Ayah."

Selain Silvi, Syahrenalah permata hidupnya. Anak cantik hasil dari program in vitro fertilization. Anak yang lahir dari rasa pesimistis dan keraguan setelah vonis infertilitas jatuh.

"Ayah...Syahrena mau tinggal sama Ayah aja. Syahrena nggak mau sama Daddy Revan." pinta Syahrena lirih.

Di dalam paviliun, ada yang terus tersenyum menatapi ayah dan anak itu. Kedua tangannya masih tersilang di depan dada. Sudah diduganya. Syahrena pasti akan meminta hal itu. Sama seperti sosok yang tersenyum itu, Syahrena sangat mencintai Calvin. Setiap hari baginya adalah hari untuk mencintai ayahnya. Sebab tak ada hari libur untuk mencintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun