Mendengar itu, Syifa terenyak.
"Bukan cinta seperti itu, Andy. Platonik love, cinta platonik. Ccinta tanpa nafsu. Cinta yang muncul karena dorongan spiritual, bukan dorongan untuk memiliki sebagai pasangan. So, pilihanmu hanya dua: tinggalkan aku, atau tunggu sampai Kak Calvin sembuh."
Ternyata Andy memilih yang kedua. Ia tahu pasti kondisi Calvin. Syifa melepas kepergiannya dengan dingin. Kaku, tanpa rasa.
Ia lebih memilih Calvin. Cintanya untuk Calvin. Begitu pula hatinya.
Andy tak pernah mengerti isi hati Syifa. Pengorbanan Syifa untuk tidak menikah belum apa-apa dibandingkan apa saja yang telah dilakukan Calvin selama ini. Calvin yang lembut, penyabar, penyayang. Calvin yang memberikan banyak waktu dan dirinya untuk Syifa. Demi pria yang lembut hatinya, Syifa berkorban. Mengesampingkan ego dan nalurinya sebagai wanita.
** Â Â Â
https://www.youtube.com/watch?v=BGxreZwSfEE
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H