Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Hari Ini Aku Masih Hidup

23 Januari 2018   06:03 Diperbarui: 23 Januari 2018   08:09 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silvi tersenyum cantik. Menunggu, menunggu Calvin membacakan kisah indah itu untuknya: Ayat-Ayat Cinta 2.

Suara Calvin bagus. Caranya bercerita pun sangat enak didengar dan mudah dipahami. Apa yang ia bacakan dan ceritakan tersampaikan. Sebab membacakan buku untuk orang lain berbeda dengan membacakan buku untuk diri sendiri.

Sambil mendengarkan, Silvi diam-diam menatap Calvin. Mematri wajah tampannya di dalam hati. Diakuinya, Calvin story teller yang baik. Ia bercerita dengan tulus, bercerita dengan hati. Silvi hanya berharap, Calvin tetap di sini. Bersamanya, di sisinya, apa pun yang terjadi.

Sesungguhnya, Calvin jauh lebih bahagia. Bahagia lantaran Allah masih mengizinkannya untuk hidup hari ini. Hidup dan memberikan hidupnya untuk orang lain. Hidup dan menebar kebaikan serta cinta kasih.

Buku itu selesai dibacakan. Silvi larut dalam kesedihan. Terbawa dalam alur cerita. Diraihnya tangan Calvin, digenggamnya erat.

"Calvin?"

"Ya?"

"Apakah teman-teman kita yang lain tahu tentang kita?"

"Beberapa sudah tahu, Silvi. Mereka membaca...mereka menyadari. Bahkan beberapa bertanya padaku."

Bibir mungil itu masih mengukir senyum. Namun kedua mata birunya menyimpan cerita lain. Genggamannya di tangan Calvin bertambah erat.

"Apa kamu masih memikirkannya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun