Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Cinta, Aku Harus Bagaimana?

21 Desember 2017   05:56 Diperbarui: 21 Desember 2017   06:13 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepertiga malam, waktu yang dipilih untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menulis. Menulis apa saja. Entah itu menulis produk kreatif dan inovasi dari sebuah perusahaan yang telah berdiri sejak 44 tahun, atau menulis catatan hati seorang penderita kanker.

Tubuh boleh saja digerogoti ganasnya kanker. Namun keinginan berbagi tetap kuat. Memaksakan diri demi melawan penyakitnya, Calvin Wan menunjukkan konsistensinya. Memperkuat komitmen menulis untuk terapi penyembuhan.

"Cinta, aku harus bagaimana?"

Itulah kalimat pertama yang ia tulis di catatannya. Wajah Silvi terlintas di pelupuk mata. Akankah wajah cantik itu masih dihiasi senyuman tulus dan lembut saat rahasia itu terungkap? Masihkah sepasang mata itu akan menatapnya penuh cinta ketika Calvin sudah tak sempurna lagi?

"Bagaimana harus kuberi tahu soal rahasia ini padamu, Cinta?"

Bukan takut diselingkuhi, bukan pula takut berpisah. Namun Calvin khawatir jika Silvi akan berhenti mencintainya. Sementara Calvin selalu mencintai Silvi, dalam suka dan duka.

"Kamu wanita cantik...lebih dari sekadar cantik. Kamu istimewa di mataku. Bukan denganku kau akan bahagia, Cinta. Tapi dengan pria lain...yang lebih sempurna, yang lebih sehat dariku."

Gerakan tangan Calvin semakin lambat. Setetes darah terjatuh di atas kertas putih. Noda merah terlihat jelas, kontras sekali saat berpadu dengan warna putih. Lembaran kertas putih itu menjadi kotor seketika.

"Aku mencintaimu...sangat mencintaimu. Sampai kapan pun, rasaku takkan berubah. Meski kelak kau takkan lagi mencintaiku. Kau wanita cantik dan istimewa. Akan kupastikan kau mendapatkan pengganti yang istimewa pula. Sudah kupilihkan mata pengganti untukmu, Cinta."

Kali ini Calvin teringat Revan. Rencana harus dipercepat. Demi Silvi, demi cinta terakhirnya. Sepasang mata pengganti telah dipilihkannya untuk Silvi.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun