"Aku selalu mencintaimu, Calisa. Apa pun yang terjadi. Dan soal anak ini..." Calvin kembali membelai lembut perut Calisa.
"Dia akan jadi anakku. Kau dan aku akan membesarkannya, mencintainya, dan merawatnya bersama-sama."
Betapa lembutnya hati Calvin. Calisa menatap Calvin lekat, mencoba mencari makna lain dalam gurat wajah dan tatapan matanya. Tulus, tidak ada makna lain. Tidak ada kemarahan yang tertahan. Memang terlihat sekilas pancaran kesedihan, tapi tak seberapa. Selebihnya hanya ketulusan yang ditangkap Calisa.
"Calvin Wan, je t'aime."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI