Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ujian Kesetiaan, Saat Ada Pilihan yang Lebih Baik

7 November 2017   06:30 Diperbarui: 30 September 2020   18:59 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih edisi galau ala Young Lady Latifah Maurinta Wigati. Kali ini edisi galaunya campur rindu boleh kan ya? Masalahnya, Young Lady lagi rindu dan khawatir sama tokoh "Calvin Wan" dan belum ada kekuatan buat melanjutkan kisahnya.

Tapi, bukan soal rindu yang ingin dibahas di sini. Kali ini, ada tulisan cantik yang ingin diulas tentang ujian kesetiaan.

Berawal dari curahan hati teman saya. Dia mendatangi saya, menyapa, dan duduk di samping saya. Teman perempuan ini memeluk saya sebentar, lalu mulai curhat.

Katanya, ayahnya akan menikah lagi. Dia dan kembarannya sempat menangis. Namun pada akhirnya ikhlas.

Kata teman saya, ayahnya akan kembali dari Malaysia sambil membawa calon istrinya tiga bulan lagi. Sejak punya calon istri, ayahnya tak pernah lagi meneleponnya. Tak pernah video call juga. Kecuali bila teman saya atau kembarannya yang menghubunginya lebih dulu.

Terlihat sekali dari ekspresi wajah dan nada suaranya kalau si ayah sedang jatuh cinta. Teman saya dan saudara kembarnya berusaha ikhlas. Mereka hanya ingin ayah mereka bahagia.

Saya bersimpati mendengarnya. Saya belai lengannya dan saya hibur dia. Dalam hati, saya berharap agar ayahnya tidak melupakan tanggung jawabnya sebagai ayah.

Saya pun berharap agar calon istrinya bersedia menerima dan menjadi ibu tiri yang baik. Teman saya yang satu itu, saya beri perhatian lebih, karena dulunya dialah klien pertama saya. Sejak di-hypnotherapy 5 sesi, mulai banyak perubahan darinya.

Sikapnya menjadi lebih lembut, sabar, mampu berdamai dengan masa lalu, bisa menerima kenyataan, tubuhnya yang semula gemuk kini menjadi langsing dan wajahnya lebih cantik.

Lama saya merenungkannya. Begitukah orang yang akan menikah? Apakah setelah menikah, setiap orang akan melupakan semua yang ada di dekatnya dan fokus pada dunianya sendiri?

Entahlah, saya belum menikah dan tidak ingin melakukannya sepertinya. Kalau saudara-saudara saya yang akan menikah, saya biasa saja. Tidak kehilangan, sebab saya tidak dekat dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun