Tanpa menunggu jawaban Calvin, Syifa mendorong kursi rodanya. Mendekat ke arah bangku taman, tempat gadis bernama Calisa itu duduk bersama si anak berkepala botak. Adica dan Goldy mengikuti dari belakang. Goldy menarik lengan kemeja Adica, lalu bertanya polos.
"Uncle Adica, siapa sih Calisa itu?"
Adica tersenyum kecil. "Panggil Auntie Calisa, Sayang. Auntie Calisa itu temannya Daddy Calvin."
Goldy mengangguk paham. Melempar pandang ingin tahu pada Calisa.
Jarak semakin dekat, semakin dekat, dan semakin dekat. Pada saat bersamaan, Calisa pun mulai tersadar. Ada yang mendekatinya. Ia buru-buru bangkit, ingin melihat siapa yang menghampiri. Betapa kagetnya ia melihat sosok pria super tampan di atas kursi roda itu.
"Calvin?"
"Calisa?"
Mereka berbicara hampir bersamaan. Calisa membeku di tempatnya. Calvin menatapi Calisa dari atas ke bawah. Calisa Karima, mantan kekasihnya. Gadis kelahiran 4 Desember berdarah campuran Minang-Jerman. Blogger, model, novelis, motivator, dan hypnotherapyst. Wajahnya cantik. Sikapnya anggun. Multitallented, begitulah orang-orang memujinya. Calisalah cinta pertama Calvin. Gadis pertama yang membuatnya luluh. Gadis pertama yang mengulurkan tangan untuk mencintai pengidap Disleksia ini sepenuh hati.
Mula-mula hubungan mereka berjalan mulus. Semuanya terasa indah. Sampai akhirnya, Calisa terlalu sibuk dan kehilangan banyak waktu. Calvin tak bisa terima. Di luar dugaan, Calvin yang lembut, penyabar, dan penyayang itu berubah menjadi kasar. Ia sering memarahi dan membentak-bentak Calisa. Gadis itu tak punya banyak waktu untuknya dan Goldy. Terlalu sibuk dengan studi dan pekerjaannya.
Belum lagi tercipta perbedaan prinsip di antara mereka. Ujian kesetiaan melengkapi petaka. Baik Calvin maupun Calisa sama-sama menghadapi lingkungan yang memudahkan banyaknya cinta mendekat. Calvin dan Calisa tergolong populer. Nama mereka dikenal banyak orang karena keberhasilan di bidang yang mereka tekuni. Popularitas memudahkan hadirnya banyak pilihan. Bukankah kesetiaan diuji ketika ada pilihan yang lebih baik?
Ketiga hal itu meretakkan hubungan Calvin dan Calisa. Perpisahan mereka berlangsung dengan cara yang kurang baik. Kini, mereka bertemu lagi. Setelah lama terpisah. Setelah lama saling menyalahkan dan menyakiti.