Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Psikolove, Akhirnya Ku Menemukanmu (1)

25 Oktober 2017   05:31 Diperbarui: 25 Oktober 2017   07:12 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar kendalinya, mata Clara bergerak menyusuri setiap senti demi senti tubuh pria di hadapannya. Calvin terlihat sangat tampan. Senyumnya, tatapan matanya, dan raut wajahnya amat menawan. Clara disergap keterpesonaan melihatnya. Ya, Clara terpesona. Beginikah sosok Calvin Wan yang sebenarnya? Bukankah dulu ekspresi wajahnya dingin menakutkan? Sekarang, ia begitu tampan. Lebih dari sekadar tampan.

Ditatap sebegitu rupa, Calvin sedikit menundukkan wajah. Hal itu malah membuat Clara kian terpesona. Satu gerakan kecil yang menawan dan rendah hati. Tidak, ia tidak boleh goyah. Cintanya hanya untuk Adica. Sebentar lagi Adica melamarnya. Tak boleh ia berpaling pada Calvin. Bukankah Calvin hanyalah calon klien sekaligus mantan rivalnya?

Namun kekaguman Clara tak sampai di situ saja. Berlanjut ketika Calvin mengajaknya ke mobil. Membukakan pintu mobil dengan gallant. Tersenyum sopan, mempersilakan Clara masuk ke dalam mobilnya.

Salah tingkah, Clara duduk di bangku samping pengemudi. Sesekali ia memainkan iPhonenya untuk menyembunyikan kegugupan. Sikap Calvin begitu gallant. Lembut, charming, dan mengundang rasa penasaran. Mengapa dulu ia harus membenci Calvin? Kalau tahu sifat Calvin yang sebenarnya, mungkin Clara berpikir dua kali sebelum memutuskan membencinya.

Land Rover silver itu meluncur meninggalkan bandara. Calvin menyetir dengan hati-hati dan penuh konsentrasi. Clara memperhatikan cara Calvin mengemudi. Calvin sengaja memutar musik instrumentalia yang lembut di mobilnya. Membuat Clara terkesan.

Duduk bersisian dengan Calvin rupanya membuat Clara nervous. Belum pernah ia segugup ini saat bersama Adica. Ini Calvin, bukan Adica. Jelas lain ceritanya.

Clara menyukai wangi Blue Seduction Antonio Banderas dari tubuh Calvin. Sampai kapan pun, ia takkan lupa wangi khas Calvin yang satu itu.

Tak tahukah Clara bila Calvin pun menyukai wangi Bath & Body Works di tubuhnya? Tak sadarkah Clara, sejak tadi Calvin terus memandangi wajah cantiknya? Amat tertarik dengan kecantikan parasnya?

Satu detail kecil tak wajar segera ditangkap Clara. Meski tampan, Calvin tidak sehat. Benar kata Adica. Ia sakit parah. Baik fisik maupun psikologis. Dapat Clara lihat, kesakitan terpancar di mata bening itu. Calvin kesakitan dan telah lama menyimpan luka-lukanya. Ada luka-luka yang belum sembuh. Mampukah Clara menutup luka-lukanya?

**      

https://www.youtube.com/watch?v=h3gJTBTbxNM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun