Ruangan serbaputih itu begitu mencekam. Calvin tertunduk dalam, mencermati kata-kata Dokter Rustian. Bersiap menerima vonis terburuk. Vonis, betapa bencinya ia pada kata itu. Seakan vonis adalah skakmat. Langkah terakhir menuju pelukan kematian.
"Hasil pemeriksaan menyatakan..."
Keheningan menggantung berat dan menyakitkan. Sesaat Calvin mulai kalut dan tak sabar. Mengapa Dokter Rustian harus menahan kalimatnya?
"Hipernefroma, atau istilah lainnya Renal Cell carcinoma. Kanker sel ginjal. Kanker ini tumbuh di epitel tubulus proksimal, saluran kecil yang berfungsi menyaring darah dan membuang sisa metabolisme. Jenisnya Papillary Renal Cell carcinoma."
Jeda sejenak saat Dokter Rustian menghela napas. Lalu ia melanjutkan kalimatnya.
"Sudah stadium lanjut. Umumnya kanker ginjal tidak menunjukkan gejala di awal. Penyakit ini tergolong silent killer."
Calvin terhenyak. Dunianya runtuh seketika. Tidak, semua ini tidak mungkin. Namun beginilah kenyataannya. Dirinya, Calvin Wan, terkena kanker. Calvin Wan yang dikenal tangguh, tegar, konsisten, sukses, berbakat, dan tidak punya riwayat penyakit serius sebelumnya, secara tiba-tiba didiagnosis kanker stadium lanjut. Begitu mudah Allah membalikkan keadaan.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un..." lirih Calvin, wajahnya menunjukkan kepasrahan total pada takdir Allah.
"Yang sabar...tetap tawakal. Allah menurunkan penyakit beserta obatnya." kata Dokter Rustian menguatkan.
"Apa saya masih punya harapan untuk sembuh?" tanya Calvin perlahan.
"Tentu saja. Asalkan kamu disiplin menjalani terapi. Dalam kondisimu sekarang, sudah tak memungkinkan untuk melakukan pembedahan. Alternatifnya adalah terapi radiasi. Embolisasi arteri juga recomended. Gunanya untuk menghalangi suplai darah ke daerah tumor itu berada. Cukup masukkan kateter dengan dipandu sinar X yang akan mengarah ke ginjal. Substan penyebab emboli arteri dan pembunuh sel kanker dapat disuntikkan. Lalu, ada juga imunoterapi. Kamu bisa mengonsumsi obat-obatan yang merangsang sistem imun untuk menyerang sel kanker. Asalkan rutin menjalani terapi, diiringi doa dan ikhtiar, kamu akan..."