Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Miss Perfeksionis

11 September 2017   06:34 Diperbarui: 12 September 2017   12:34 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tetap bergerak lincah dengan high heels setinggi dua belas senti yang dikenakannya, Calisa berlari dengan wajah memucat. Ia melempar diri ke pelukan Calvin,  sahabat masa kecilnya. Membiarkan beban ketakutannya terangkat ketika Calvin membalas pelukannya.

"Kenapa lagi, Calisa?" Calvin bertanya penuh perhatian. Mengelus rambut Calisa. Seperti memperlakukan anak kecil saja.

"Aku takut naik lift sendirian..." Calisa berkata putus asa.

"Lihat makhluk halus ya? Lain kali, telepon aku. Jadi aku bisa menemanimu." Calvin menanggapi dengan lembut.

"Oh...harusnya aku lakukan itu. Thanks buat perhatiannya, my lovely brother."

"You're wellcome, my lovely sister."

Siapa sangka Calvin Wan dan Calisa Amandira begitu dekat? Sifat mereka sangat kontras. Calvin dengan paras tipikal oriental, sifat to the point, pemikiran kritis, dan anti melankolis bersahabat dengan Calisa yang berwajah cantik khas Melayu, berpembawaan lembut, manja, romantis, dan melankolis. Meski kepribadian mereka bertolak belakang, mereka mempunyai passion yang sama. Perbedaan karakter justru membuat mereka saling melengkapi.

"Kita ke ruang piano sebentar ya? Aku punya lagu yang akan membuatmu tenang." ajak Calvin.

"Tapi sebentar lagi latihan." Calisa melirik jam tangannya.

"Tidak apa-apa. Ayo."

Mana mungkin Calisa menolak. Seharusnya Calvin tak perlu repot-repot melakukannya. Berada di dekat Calvin saja sudah membuat Calisa tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun