Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih untuk Semua Kenangan Indah Bersamamu

8 September 2017   06:12 Diperbarui: 9 September 2017   11:30 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua itu dilakukan Luna bukannya tanpa alasan. Setiap tindakan harus disertai alasan yang kuat. Luna sangat mencintai suaminya. Di mata Luna, Calvin sosok yang sempurna. Pria berwajah rupawan dengan sifat penyabar, tulus, dan setia. Hatinya begitu lembut untuk dicinta. Kebaikan hati Calvin diimbangi prinsip yang kuat. Luna sangat bersyukur memiliki Calvin.

"My Dear Calvin, coba tebak. Aku mendekor ulang kamar kita." kata Luna saat mereka berdua menikmati kelezatan coklat hangat dan pai apel.

"That's good." puji Calvin.

Luna tertawa kecil mendengarnya. "Calvin Sayang, kamu belum lihat sudah memuji."

Begitulah Calvin. Tulus dalam memuji. Selalu menghargai orang lain. Sikap lembut Calvin bukan hal baru lagi untuk Luna. Ia selalu merasakan kelembutan dan kasih sayang Calvin setiap saat.

Hari ini pun begitu. Calvin memuji dekorasinya, mengagumi kecantikannya, memberinya pelukan hangat dan kecupan mesra. Sebuah kejutan kecil ia berikan untuk istrinya: sebuket bunga lily putih dan kalung emas berhiaskan blue saphier di tengahnya. Itulah benda-benda kesukaan Luna. Lama mengenal Luna membuat Calvin hafal apa yang disukai dan tidak disukai istri jelitanya.

Sikap manis Calvin tak menuai kecurigaan sedikit pun di hati Luna. Bukankah Calvin pribadi yang romantis? Mengapa harus curiga? Sayangnya, tingkat kewaspadaan Luna berkurang. Ia melupakan nasihat Erika, sahabatnya semasa kuliah dulu.

"Jika pasangan bersikap manis pada kita, berhati-hatilah. Kemungkinan besar ia sedang menutupi kesalahan dari kita. Selingkuh misalnya."

Nasihat itu tak berlaku untuk Calvin. Luna mengenal Calvin luar-dalam. Sewaktu remaja, Calvin tipe good boy yang membanggakan dan disukai banyak orang. Beranjak dewasa, ia layak mendapat gelar Mr. Right dan Mr. Charming karena kebaikan, kesuksesan, dan ketulusan hatinya. Calvin tak pernah bermain api. Takkan mungkin ia menjadi Pria Idaman Lain atau mencari Wanita Idaman Lain.

Romantisme di rumah besar itu berlanjut hingga waktu makan malam. Kali ini mereka memilih makan di rumah saja. Tidak ada agenda makan di restoran favorit atau candle light dinner. Luna membuatkan mushroom cream soup kesukaan Calvin.

Bertahun-tahun belajar memasak membuat Luna makin mahir. Masakannya selalu lezat. Calvin mengakui itu. Usai makan malam, Calvin meminta Luna tetap tinggal di ruang makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun