Cobalah ingat hal-hal baik tentang anak kita semasa hidupnya. Kenanglah dengan senyuman, bukan dengan air mata. Jika memungkinkan, bereskan barang-barang pribadi milik si buah hati dan simpanlah. Namun bila menyimpan barang-barangnya membuat kita sedih, sebaiknya berikan saja pada mereka yang lebih membutuhkan. Jangan dibuang, tapi sumbangkan pada orang-orang yang lebih membutuhkan.
Membuat buku kenangan tentang anak juga layak dicoba. Kita bisa mengumpulkan foto-foto anak kita, disatukan, lalu kita menulis kesan indah tentang anak kita di buku kenangan. Mintalah orang-orang terdekat anak kita untuk menuliskan kesan mereka pula.
Merayakan hari kelahiran anak boleh saja. Undanglah keluarga dan kerabat dekat. Cobalah mengetahui sisi lain sang anak dari sudut pandang orang lain. Bisa saja ada hal-hal positif tentang anak kita yang belum pernah kita ketahui. Orang lain yang dekat dengannya mungkin lebih tahu. Ajak mereka untuk ikut mendoakan anak kita.
- Curahkan cinta pada anak lain yang kurang beruntung
Mungkin poin ini sering luput dari pikiran kita. Terlarut dalam kesedihan membuat kita hanya memikirkan diri sendiri. Cobalah beri perhatian dan kasih sayang pada anak-anak yang kurang beruntung. Entah itu anak yatim-piatu, anak berkebutuhan khusus yang kurang mampu, dan semacamnya. Berikanlah cinta kasih untuk mereka. Perhatikan mereka seperti memperhatikan anak kita sendiri. Di alam sana, anak kita pun pasti senang melihat orang tuanya berbuat baik untuk anak-anak lain.
- Berdamai dan berpikiran positif
Berdamailah dengan diri sendiri. Obat terbaik untuk mengobati sakitnya kehilangan adalah berdamai. Berhenti menyalahkan keadaan. Cobalah berpikir positif. Tuhan lebih menyayangi kita. Itulah sebabnya anak kita dipanggil lebih cepat. Tuhan ingin segera bertemu lagi dengan anak kita.
Sebagai orang tua, sudah sepatutnya untuk menerima dengan ikhlas. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan dan berhenti mencintai. Kita masih bisa mencintai buah hati yang sudah meninggal. Caranya, dengan berdoa untuknya. Mengikhlaskan kepergiannya pun bagian dari mencintai. Jika orang tua tidak ikhlas, akan mempersulit anaknya di alam sana.
Kompasianer, percayakah kalian bahwa ikhlas adalah bagian dari cinta?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H