"Rein...bangun, Sayang. Sudah pagi. Ayo kita shalat."
Dengan lembut, Tuan Calvin membangunkan Reinhart. Anak lelaki berparas tampan itu bergumam kecil dalam tidurnya. Tanpa sadar menyentuh tangan Tuan Calvin.
"Bentar lagi Papi."
Senyuman tak dapat ditahannya. Reinhart memanggilnya Papi?
Sekali lagi, Tuan Calvin mencoba membangunkan Reinhart. Tetap lembut dan sabar. Reinhart sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri. Sebaliknya, Reinhart menganggap Tuan Calvin sebagai Papi kedua.
Akhirnya Reinhart terbangun. Ia keheranan menatap selimut yang menutupi tubuhnya. Seingatnya, ia tidur tanpa selimut. Lantas...
"Om Calvin yang selimutin Rein ya?" tebaknya.
"Iya, Sayang. Semalam Reinhart kelihatannya kedinginan."
Reinhart mengangguk paham. Matanya setengah terpejam, bersiap tidur lagi. Namun Tuan Calvin buru-buru mencegahnya.
"Eits, jangan tidur lagi. Sudah Subuh. Kita shalat berjamaah ya?"
"Iya."