"Ah Calisa, kamu beruntung banget. Sorry ya, dulu aku sempat naksir Calvin."
"Nope..."
Dua wanita cantik itu beranjak ke meja nomor 9. Melanjutkan perbincangan hangat. Memesan makanan favorit mereka. Baik Nyonya Calisa maupun Anastasia punya kesamaan: berdarah Indo.
"Dimana Calvin? Nggak ikut ke sini ya?" Anastasia mengedarkan pandang ke sekeliling. Amat berharap bisa bertemu sahabatnya itu.
"Dia pergi ke villa dengan Clara. Mau ketemu Mama Lola katanya." jelas Nyonya Calisa.
Mata bening Anastasia membulat tak percaya. "Tante Lola balik ke Indonesia? Kapan?"
"Beberapa minggu lalu. Mulai sekarang, Mama Lola tinggal di Indonesia. Mau menghabiskan waktunya untuk Calvin."
"Wow..."
Pembicaraan tentang Tuan Calvin menghanyutkan hati Nyonya Calisa dalam lautan rindu. Baru beberapa jam berpisah, ia telah merindukan Tuan Calvin. Tak sabar ingin segera bertemu lagi dengan belahan jiwanya. Masih terekam di benaknya kata-kata terakhir Tuan Calvin sebelum pergi.
"Aku tidak akan pergi terlalu lama. Tunggu aku ya? Karena pergi untuk kembali. Dan kembali setelah dinanti. Kamu tahu itu kan, Calisa Sayang?"
Setelahnya, Tuan Calvin memeluk Nyonya Calisa. Mencium keningnya seperti biasa, lantas pergi bersama Clara.