Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dia Miliki Hatimu

1 April 2017   09:32 Diperbarui: 1 April 2017   18:00 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Karena si kecil sendirian di rumah.” Jawabnya penuh sayang. Membelai rambut putrinya.

Seharusnya Mama tak perlu takut. Dia malah senang ditinggalkan sendirian di rumah. Dia bukan penakut seperti anak-anak lainnya. Terbiasa ditinggalkan sendirian justru membuatnya belajar mandiri.

“Lho, kamu nggak senang Mama kamu ini pulang duluan?” Mamanya sedikit memprotes.

“Senang kok,” si gadis menyahut tanpa memandang Mama.

Hujan turun semakin deras. Disusul sambaran petir beberapa kali. Mama menggandeng tangannya, mengajaknya ke ruang tengah.

“Mau cappucino?” tawarnya lembut.

Ia mengangguk tanpa kata. Dengan senang, Mamanya membuatkan cappucino. Salah satu minuman favoritnya setelah green tea.

Minuman hangat membuat perasaannya lebih baik. Menempelkan gelas ke bibirnya, si gadis teringat sesuatu. Apakah di Seminari tersedia minuman selezat ini? Jika tidak ada, apa saja varian makanan dan minuman yang tersaji untuk para Frater yang tinggal di sana?

“Hei...kebiasaan kamu nggak hilang juga ya? Tubuh kamu ada di sini, tapi pikiran kamu di tempat lain.” Usik Mamanya. Ia tersadar. Bukankah banyak orang seperti itu? Raganya berada di satu tempat, namun jiwanya berada di tempat lain.

**   

Mampukah kekasihmu setangguh aku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun