Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ungkapkan Rasa Sayang dan Perhatian, Ucapkan 10 Kalimat Ini

10 Februari 2017   07:15 Diperbarui: 10 Februari 2017   07:19 11296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak menemani anggota keluarga yang menjalani operasi, pola tidur saya kacau. Akibatnya saya kelelahan dan jatuh sakit. Belum lagi luka pasca “kecelakaan kecil” minggu lalu, rupanya belum sembuh. Entah, tiap kali terluka, sulit sekali untuk sembuh.

Kebanyakan teman saya tidak tahu jika kondisi saya kurang fit. Mereka mengira saya baik-baik saja. Bahkan saya masih bisa menerima konsultasi dari beberapa klien dan mantan klien.

Namun hal itu tidak berlaku bagi keluarga dan orang terdekat. Saya tidak bisa menyembunyikan apa pun dari mereka. Meski beberapa di antara mereka jauh dari sisi saya.

Menjelang Maghrib, usai rapat di kampus, saya menerima e-mail dari seseorang. Pesannya simple saja, namun lebih dalam maknanya. Intinya, dia meminta saya untuk menjaga kesehatan. Dia tidak ingin saya terus-menerus kelelahan. Dalam hati saya bersyukur. Masih ada yang memperhatikan dan mengingatkan saya soal kesehatan. Ternyata begini rasanya diperhatikan dan diingatkan. Biasanya, saya yang melakukan itu pada orang lain.

Bercermin dari peristiwa kecil di atas, ada poin penting yang dapat digarisbawahi: mengekspresikan rasa cinta, sayang, dan perhatian tak harus dengan kalimat ‘I love you’ atau ‘I miss you’. Mencintai tidak perlu kata-kata. Cinta dapat dibuktikan dengan tindakan nyata, perbuatan, dan kasih yang tulus. Orang yang mencintai atau dicintai sesungguhnya tak perlu kata-kata ‘aku mencintaimu’.

Jika rasa sayang, cinta, atau perhatian telah diberikan secara nyata, maka kalimat ‘I love you’ bukan lagi hal mutlak untuk membuktikan ketulusan seseorang. Dalam mencari cinta dan kasih sayang, bukan ucapan romantis yang dicari. Melainkan bukti nyata atas ketulusan cinta dan kasih sayang tersebut.

Sebagai gantinya, kita dapat mengucapkan kalimat-kalimat sederhana. Namun mampu merepresentasikan seberapa besar rasa peduli, cinta, dan sayang kita pada seseorang. Kalimat-kalimat itu antara lain:

1. “Jaga kesehatan ya? Jangan kelelahan terus.”

Padatnya kegiatan kampus, organisasi, maupun pekerjaan membuat kita sering melupakan kesehatan. Orang-orang terdekat yang mengetahui kesibukan kita takkan ragu untuk mengingatkan. Agar kita bisa mengatur waktu istirahat, waktu beraktivitas, dan daya tahan tubuh kita. Orang-orang yang menyayangi kita tidak ingin kita jatuh sakit atau mengalami kelelahan setelah aktivitas yang padat.

2. “Kamu butuh teman? Mau aku temani?”

Ada kalanya seseorang merasa rapuh saat tertimpa banyak masalah. Urusan pekerjaan, tugas kuliah yang menumpuk, putus cinta, kegagalan dalam tugas/pekerjaan, kehilangan sesuatu yang berharga, tuntutan dari dunia kampus dan dunia kerja, membuat hati dan pikiran menjadi lemah. Stress tiba di depan mata. Pada situasi demikian, siapkah kita menghadapinya sendirian? Tidakkah kita ingin berbagi pada orang lain? Sejenak meringankan beban bersama orang lain tidak ada salahnya. Terlebih bila ada seseorang yang bersedia menemani dan mendampingi kita di saat-saat terberat.

Sebaliknya, di saat situasi kita lebih baik dan orang terdekat kita yang tengah jatuh dalam kerapuhan, tawarkan diri untuk menemaninya. Berikan waktu untuknya. Yakinkan bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi masalah. Take and give, itulah prinsip keseimbangan dalam semua relasi. Baik itu relasi pertemanan, persahabatan, keluarga, maupun percintaan. Jangan hanya mau menerima saja, atau terus memberi saja tanpa adanya timbal balik.

3. “Buat kamu, aku selalu ada waktu.”

Ucapan ini kedengarannya klise dan gombal. Akan tetapi, maknanya benar-benar dalam. Jika kita menerima ucapan ini dari orang terdekat, berbahagialah. Itu artinya, kita menjadi bagian penting dalam hidupnya. Dia selalu memprioritaskan kita, sesibuk apa pun dia. Dia tidak akan pernah melupakan kita. Jangan ragu untuk mempercayakan isi hati kita pada orang-orang seperti itu. Mereka sudah terbukti layak dipercaya.

4. “Aku tahu, kamu sedang tidak baik-baik saja. Ada apa? Cerita sama aku...”

Orang terdekat yang mengerti kita luar-dalam tak perlu waktu lama untuk mendeteksi baik-buruknya kondisi kita. Tanpa perlu kita tunjukkan, mereka sudah tahu jika kondisi kita kurang baik. Ketika itulah dia menyediakan diri dan waktunya untuk kita. Dia akan memberikan tangannya, pundaknya, pelukannya, dan belaian hangatnya untuk kita sampai situasi kembali pulih. Dia tidak akan meninggalkan kita. Selain itu, orang terdekat pun mempunyai ikatan batin yang kuat dengan kita. Sewaktu kita merasakan sakit, dia akan ikut merasakan. Begitu pula saat kita sedih, marah, kecewa, gembira, puas, dll. Energi hati kita dan energi hati orang terdekat kita telah terkoneksi.

5. “Aku tetap bangga sama kamu, apa pun hasilnya.”

Kesuksesan dan kegagalan tak lepas dari hidup kita. Ada kalanya usaha atau pekerjaan yang kita tempuh sukses, ada saatnya pula gagal. Kesuksesan dan kegagalan tidak bisa dipisahkan dari hidup kita. Sering kali kita menyembunyikan kegagalan lantaran takut dihina, diejek, atau diberi stigma negatif. Namun bagi orang terdekat, dia akan tetap bangga pada kita. Sukses-gagalnya kita tidak membuat rasa kagum dan bangganya berkurang. Dia akan tetap membanggakan dan membesarkan hati kita, apa pun yang terjadi. Sebaik atau seburuk apa pun hasil yang telah kita capai. Orang terdekat yang sungguh-sungguh menyayangi kita tidak akan pernah men-judge kita dengan hal negatif dan menjatuhkan mental kita. Justru dia akan selalu bangga pada kita.

6. “Kamu pasti bisa.”

Kalimat ini mungkin terasa membosankan. Percayalah, banyak muatan positif dalam kalimat satu itu. Dia yang terdekat pada kita, bermaksud memberikan sugesti positif lewat kalimat sederhana. Dia menanamkan pengaruh positif, bahwa kita pasti bisa. Itulah cara dia menyemangati kita.

7. “Aku mau jadi orang pertama yang tahu tentang kamu.”

Siapa yang pertama kali kita datangi saat kita bersedih, tertimpa problem, mendapat nilai bagus, mendapat amanah di suatu organisasi/kepanitiaan, jatuh sakit, terluka, wisuda kelulusan, dll? Tentunya orang terdekat. Orang yang dekat dengan kita pastilah ingin menjadi orang pertama yang kita cari dalam situasi apa pun. Dia selalu ingin tahu tentang kita. Selalu peduli dan mengetahui perkembangan kita dari waktu ke waktu.

8. “Semoga kamu baik-baik saja.”

Ini pun kalimat simple. Maknanya? Jangan ditanya. Super dalam. Orang yang mengatakan kalimat ini sungguh-sungguh berharap kita selalu baik-baik saja. Kondisi fisik dan psikis kita tak kurang suatu apa pun. Kepeduliannya tak usah dipertanyakan lagi.

9. “Kalo kamu ada masalah, cerita aja sama aku. Kalo kamu butuh bantuanku, langsung bilang ya.”

Kalimat-kalimat seperti ini menunjukkan kesediaan seseorang untuk selalu ada. Di saat kita memerlukan dia, kapan pun akan selalu dia luangkan waktu demi kita. Dia tidak akan pernah terganggu oleh kehadiran kita. Orang seperti ini justru senang bila mempunyai kesempatan membantu kita. Bukannya terganggu, dia malah senang bisa membantu. Bisa menjadi seseorang yang dibutuhkan dan diperlukan.

10. “Ya...aku mau lakuin itu buat kamu.”

Meminta sesuatu pada orang terdekat tak ada salahnya. Bermanja-manja padanya pun boleh saja. Orang yang dekat dan menyayangi kita tentunya bersedia memenuhi permintaan kita selagi dia bisa. Entah permintaan kita besar maupun kecil, dia akan berusaha memenuhinya semaksimal mungkin. Orang yang dekat dan menyayang kita ingin melihat kita bahagia. Dia bahkan sangat menjaga perasaan kita. Maka, dia akan berusaha memenuhi apa pun yang kita minta.

Banyak kan, ungkapan sayang dan cinta selain ‘I love you’? Kompasianer mau pilih yang mana?

Bandung, 10 Februari 2017

Sembuh dari sakit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun