Nada suara bersahabat dan menggambarkan seolah sedang tersenyum diperlukan oleh penyiar. Pendengar menyukai penyiar yang bersahabat. Gunakan smiling voice dengan tulus, sama seperti kita tersenyum tulus pada seseorang yang berbicara di hadapan kita. Sekali pun kita hanya bisa menyapa pendengar di udara, sapalah dan tersenyumlah pada mereka dengan tulus.
4. Punch line
Istilah punch line mungkin tidak asing di dunia stand up comedy. Saat bersiaran pun, penyiar beberapa kali menyelipkan punch line untuk menggugah perasaan pendengar. Punch line tak harus lucu, yang penting kalimatnya dapat menimbulkan efek twist atau minimal membuat pendengar baper. Contohnya pada kalimat
“Cuaca mendung gini, semendung hati kamu yang lagi nunggu kepastian dari dia.”
“Akhir-akhir ini Bandung lagi macet ya, semacet hati kamu yang digantungin terus sama dia.”
“Dari pada liatin handphone dan notifikasinya cuma dari grup, bukan dari dia, mending chat aja ke official Line kita, terus curhat-curhatan dan request lagu apa pun yang kamu suka.”
“Stop deh buat mikirin hal-hal negatif, apa lagi mikirin mantan.”
5. Theatre of mind
Theater of Mind adalah panggung pikiran, keunikan penyiar dalam menyampaikan materi siaran sehingga pendengar bisa membayangkan kata-kata yang disampaikan oleh penyiar. Pendengar bisa berimajinasi akan seorang penyiar yang sedang berbicara. Seorang penyiar yang baik akan mampu membawa pendengarnya dalam sesuatu yang ia jelaskan.
Misalnya ia sedang bercerita tentang suasana horor di sebuah villa yang terkenal angker dan banyak makhluk halusnya. Ia harus bisa membuat pendengar melihat jelas, bahkan merasakan dan membayangkan betapa horornya suasana di dalam villa tersebut. Kira-kira seperti itu gambaran dari theatre of mind.
6. Kreatif