Tradisi yang dirangkum dalam esai ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis, jadi tak heran jika ada perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Penulis sendiri tinggal di Desa Kebonsari, Borobudur, Magelang, dan tradisi ini diwariskan oleh Ibu mertua. Ok, tak perlu banyak basa-basi lagi takut nanti jadi basi, ini tradisi yang masih ada dan dilakukan oleh ibu yang baru melahirkan.
1. Pijat
Bagi Ibu yang baru melahirkan badan pasti terasa lelah, sakit, hingga remuk. Pijat menjadi salah satu kegiatan yang diidam-idamkan oleh ibu yang baru melahirkan. Selain dengan kendurnya otot-otot, ibu menyusui juga menjadi lebih rileks.
Di desa penulis, hal ini masih dilestarikan. Ada dua tipe pemijat tentang Ibu melahirkan ini dan penulis sudah mencoba keduanya karena sudah melahirkan dua kali.
Yang pertama tipe memijat metode zaman dahulu, badan dipijat seluruhnya termasuk dengan perut. Katanya pemijatan perut ini ditujukan agar perut bagian dalam tertata lagi. Mulai dari hari pertama baru melahirkan perut sudah dipijat. Hasilnya apa? Darah nifas penulis keluar sangat banyak. Dulu waktu awal-awal pijat tak tahu kalau itu bahaya. Tahunya, ya memang darah yang keluar sederas itu. Kurangnya informasi dan pengetahuan membuat penulis mengabaikan akan hal tersebut. Ternyata setelah bertahun-tahun baru tahu jika itu sebuah kesalahan. Untungnya tak sampai pendarahan dan berakibat fatal.
Yang kedua, tipe pemijat yang sudah mengikuti kelas pijat bersama bidan. Pemijat tipe ini memijat seluruh badan, tetapi bagian perut tak dipijat seperti pemijat zaman dahulu. Bahkan ada yang tak dipijat sama sekali.
Sebenarnya ada satu lagi, yaitu tipe pemijat semi zaman dahulu. Pemijat ini memijat full badan dan bagian perut, tapi perutnya tak langsung di hari pertama. Pemijatan perut dilakukan setelah tiga hari atau lebih. Bedanya dengan pemijat pertama darah nifas tak keluar banyak. Bahkan terbilang cepat selesai. Eh, apa ya namanya?
Selain pijat, bagian perut luar juga diberi ramuan bedak dingin, jeruk nipis rebus (buah jeruk direbus dan dihaluskan), dan kencur parut. Ramuan ini ditempel di perut dan ditutup menggunakan kendit. Namun, penggunaan kendit ini tak boleh terlalu kencang karena tak bagus untuk perut. Setelah tujuh hari penggunaan ramuan ini perut ibu yang baru melahirkan kembali lagi seperti dulu sebelum hamil.
2. Menggunakan pilis
Di tempat penulis namanya pilis, kalau di tempat pembaca apa? Itu loh yang dipakai pada kening. Biasanya terbuat dari kunyit, dlingo bengle, dan bedak dingin. Tujuannya katanya untuk memperlancar darah putih. Namun, entah itu benar atau enggak, penulis sendiri belum mengecek di Google dan bertanya kepada yang lebih tahu tentang peredaran darah putih.
Selain pilis, ibu yang baru melahirkan atau keluarganya juga terbiasa menyediakan Dadah. Dadah sendiri terbuat dari adas yang dicampur dengan kunyit atau dlingo bengle yang dihaluskan dan diaduk bersama minyak. Untuk minyak ya sendiri bisa minyak kelapa atau bisa juga minyak telon.