"Haruskah aku lakukan sekarang?"
Entah berapa lama aku terlelap setelah kejadian semalam. Mata masih terasa berat untuk terbuka, sedang sorot mentari sudah menerpa wajah.
"Selamat pagi," sapanya lembut tepat di telingaku.
Aku mengerjap, lalu tersenyum menatapnya. Dua anak karya telah lahir dari rahimnya, selembar kertas yang kupungut di tepi jalan.
"Sekarang kamu bisa membuangku. Terima kasih untuk semalam."
"Kamu akan tetap di sini. Menemaniku melahirkan anak-anak yang lain. Ayolah, dua anak masih kurang."
Magelang, 8 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H