Mohon tunggu...
Latifah Hardiyatni
Latifah Hardiyatni Mohon Tunggu... Buruh - Buruh harian lepas

Latifah, seorang wanita penyuka membaca dan menulis sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Cerpen Ramadan: Mengikir Ketumpulan

30 Maret 2023   07:22 Diperbarui: 30 Maret 2023   13:45 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

"Hei! Kamu mau ke mana?"

 

Suaranya membuyarkan ingatanku tentang masa lalu. Aku ralat, masa beberapa saat lalu.

"Ayolah, ini masih petang. Kamu mau apa? Pasti kamu sudah bersiap untuk berdamai denganku bukan?"

Aku berdecih sebagai jawaban. Mana ada aku berdamai dengannya. Bersekutu dengannya sama halnya melayukan tangkai-tangkai ag susah payah aku rawat.

Kakiku berhenti tepat di ambang pintu. Di sebelahnya terdapat sebilah pisau yang terselip pada dinding anyaman bambu. Dengan sigap aku mengambilnya. Lalu, berjalan tergesa ke belakang rumah. Lebih tepatnya ke tempat mempertajam pisau.

"Mau kamu apakan pisau itu kali ini?"

"Jalan terakhir untuk menghilangkanmu!"

Kerak tadi kembali tertawa. Menggelegar. "Diam! Kamu bisa membangungkan orang tuaku!"

"Ternyata kamu makin konyol. Mana bisa benda itu menghilangkanku. Aku akan tetap bermukim di kepalamu!"

"Arggh!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun