Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu Guru ( Part 1)

26 Februari 2023   15:28 Diperbarui: 26 Februari 2023   15:39 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Siapa itu Lik? Kok baru lihat”

“Oh ini keponakanku, namanya Lutfiyah. Dia lama mengajar dan sekolah di Jawa Barat. Ya wajar aja jika baru lihat. Karena kalau bukan waktu libur panjang, Fiyah tidak pulang.”

Wanita itu melongo, melihat ke arah gadis yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Fiyah  menggangguk takdzim sambil tersenyum. Bibi Lik dan wanita tersebut masih bercakap-cakap. Dari situ Fiyah tau nama wanita paruh baya itu, Sri. Bibi Lik memanggilnya Yu Sri. Dia menawarkan hasil panen cabainya kepada Bibi Lik . Namun Bibi Lik enggan membelinya. Selain harga yang ditawarkan oleh Yu Sri sangat mahal, stok cabai Bibi Lik masih cukup untuk dijual.

Percakapan mereka makin asik, Fiyah diminta untuk memesan 3 bungkus es campur  untuk menjamu Yu Sri. Penjual es campur langganan Bibi Lik berjarak sekitar 50 meter dari kios sayur milik Bibi Lik.

Yu Sri datang diwaktu yang tepat, yaitu menjelang menjelang sore. Rupanya dia tau pagi sampai siang Bibi Lik tidak mungkin punya waktu luang.  Kiosnya yang bertengger di dalam pasar sangat ramai terutama pagi hari. Banyak sekali pedagang-pedagang sayur memborong aneka sayur yang dijajankan di kios

Dalam waktu singkat Fiyah sudah membawa 3 bungkus es campur pesanan Bibi Lik. Sampai di kios, ternyata Yu Sri sudah berkemas hendak pulang. Begitu pula Bibi Lik, kiosnya sudah mulai ditutup. Tore, sepupu Fiyah anak sulung Bibi Lik  sudah datang. Siap menjemput mereka dengan mobil pickup.

“Wah,terimakasih Bu Guru yang baik. Maaf merepotkan. Es nya aku bawa pulang aja, ya buat oleh-oleh orang rumah.”

Lagi-lagi Fiyah hanya tersenyum sambil mengulurkan satu kantong es campur.

Fiyah, Bibi Lik dan Tore keluar pasar menuju pickup. Sementara Yu Sri masih membeli bahan makanan untuk persediaan di rumahnya. Maklumlah menurut Bibi Lik, meski Yu Sri orang kaya namun rumahnya jauh dari pasar dan keramaian kota. Jadi ia jarang belanja ke pasar. Sekali belanja, langsung dalam jumlah banyak.

Sepanjang jalan menuju rumah, Bibi Lik tidak membicarakan soal Yu Sri. Karena pada dasarnya Yu Sri sama dengan pelanggan pelanggan yang lainnya yang juga kerap menawarkan hasil panennya kepada Bibi Lik.

Setelah sampai di jalan depan rumah, Fiyah turun, diikuti oleh Bibi Lik. Ia hendak serah terima kepada kakaknya. Meski menurut Fiyah agak berlebihan namun, ah ya sudahlah. Tak ada salahnya juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun