Mohon tunggu...
LATHIFATUL KUBRA
LATHIFATUL KUBRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Multikultural, dalam Perspektif Konflik di Indonesia

20 Juni 2024   16:10 Diperbarui: 20 Juni 2024   17:04 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan-perbedaan ras.

4. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.

5. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.

6. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.

Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut :

1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya.

2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.

3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.

4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara, atau organisasi internasional.

C. Peran Pendidikan Multikultural dalam konflik

Perlu diketahui bahwa multikulturalisme tercermin dalam pemahaman keberagaman masyarakat. Pengetahuan individu tentang keberagaman kehidupan sosial mendorong kesadaran akan toleransi. Hadirnya dua kebudayaan atau lebih dalam kehidupan suatu masyarakat mengacu pada masyarakat multikultural. Steinberg Soemantris menyikapi berbagai tantangan ras, kelas,sosial ekonomi, gender, tutur kata, gaya hidup, seksualitas dan keberagaman yang terhambat oleh kurangnya keterampilan individu yang merupakan konsep multikulturalisme. Keberagaman dan perbedaan yang dimiliki setiap masyarakat etnik menimbulkan kebudayaan tersendiri yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Oleh karena itu perlu mengembangkan sikap yang menerima dan menghormati perbedaan nilai, budaya, dan kepercayaan satu sama lain, tanpa kecenderungan berasumsi bahwa seseorang itu sama dengan dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun