Mohon tunggu...
Half Sylph
Half Sylph Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah bentuk lain dari ekspresi diri

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cerpen Romansa: Takdir dalam Ruang Virtual

19 September 2023   10:31 Diperbarui: 19 September 2023   11:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana perjalanan mereka saling mengenal untuk mendekatkan diri satu sama lain, tidak selalu manis seperti dalam khayalan. Hubungan mereka diwarnai oleh konflik kecil, salah paham, cemburu, dan perbedaan pendapat. Namun, pada akhirnya mereka selalu bisa mengatasinya.

Sampai pada akhirnya mereka bertemu untuk pertama kalinya di dunia nyata, itu seperti menyentuh sehelai awan. Walaupun sedikit agak canggung satu sama lain, Mereka tetap bisa menghabiskan waktu bersama, seperti mengelilingi Alun-Alun Bandung, Masjid Al-Jabar, dan berbagi cerita tentang diri mereka. 

Pada satu titik, saat Rayga harus pulang, masalah muncul kembali. Tidak ada angkutan yang tersedia, dan dia terjebak di Bandung sehingga mau tidak mau dia harus menginap. Mesjid Al-Hidayah menjadi satu-satunya tempat untuknya bermalam. Itu adalah malam yang tak terlupakan baginya, ketika akhirnya mereka merasa begitu dekat satu sama lain karena bisa hidup dalam satu daerah walaupun belum satu rumah. 

Ketika sore tiba, Rayga pergi, dengan perasaan berat untuk meninggalkan, dia merasa hatinya masih tetap tinggal di sana bersama sang pujaan hatinya. Walaupun hanya menghabiskan waktu satu hari saja, begitu banyak hal yang telah mereka lalui yang cukup untuk membuatnya merasa berat untuk pergi, terlebih Raina yang mengantarkannya hingga terminal dengan derai air mata, membuatnya semakin berat, tetapi apalah daya dia harus pulang, terlebih keluarganya dari semalam untuk menyuruhnya pulang ke tempatnya. 

"Hati-hati ya? Jangan lupa kabari aku," ucap Raina terakhir kalinya dengan suara serak. 

"Iya, Rai di sini jaga diri, dan lebih dijaga lagi auratnya," balas Rayga dengan raut datarnya, dibalik masker. 

"Iya, Assalamu'alaikum aku ke kampus dulu ya?" pamit Raina setelah mereka berpelukan dan Raina sempat menangis di sana. Akhirnya Raina kembali ke kampus dan Rayga kembali ke tempatnya. 

Seiring berjalannya waktu, sikap Rayga mulai berubah. Raina merasa Rayga tidak lagi peduli seperti dulu. Sebagai seorang mahasiswa muda, dia mulai berpikir bahwa Rayga mungkin merasa tidak cocok dengannya. Maka, dengan hati yang terluka, dia memutuskan untuk tidak lagi membalas pesan terakhir dari Rayga, karena pesan terakhir juga sudah terjawab lewat sambungan telepon, harusnya kalau memang masih peduli dia akan kembali menyapa keesokan harinya 'kan? Dan itu tidak ada, padahal dia online seharian itu. Entahlah, Raina merasa semua hal yang telah dilakukannya melebur begitu dana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun