"Namamu siapa," balas dari sana setelah 1 menit menunggu.Â
"Lah, 'kan Rai, kamu?" jawab Rai dengan sedikit mencak-mencak di depan layar ponselnya.Â
"Sv Sekarang," tanggapnya meng-tag pesan lalu di mana ternyata dia sudah kenalan, walaupun hanya sebatas nama, "Muhammad".Â
Membaca pesan masuk itu, kening Raina mengerut antara baru tahu bahwa yang waktu itu mengucapkan selama itu berjenis kelamin laki-laki, walaupun masih 0,2 % saja dan merasa tidak puas juga akan jawaban yang diterimanya. "Apa-apaan itu?" gumamnya sembari mengirim kalimat, 'Muhammad Apa?'
Ada jeda sekitar 3 menit sebelum akhirnya pesan masuk ke ponsel Raina. Bukannya menjawab pertanyaan Raina, malah berkata, "kalo lengkap, tunjukkan lengkapmu jua. Chat kita yg dulu ke mana. Kenapa baru merespon."Â
Kening Raina kembali mengerut dengan perasaan heran, kenapa isi pesannya seolah-olah sedang menuntutnya padahal Ia sendiri tidak tahu itu siapa makanya nanya, atau mungkin lebih tepatnya lupa karena memang dia sudah reset ponsel. Dengan perasaan dongkol, akhirnya Raina menghubunginya melalui telpon, dia harus segera mendapatkan jawabannya supaya lebih jelas, walaupun dia tidak berekspektasi lebih teleponnya akan diangkat, tetapi pada kenyataannya diangkat.Â
"Hallo, assalamu'alaikum," sapa Raina pertama kalinya dengan nada halus nan lembutnya. Bagi Rayga itu suara termanis yang pernah ia dengar dari telpon, Ia merasa tidak menyesal karena telah mengangkat panggilan itu.Â
Di panggilan pertama itu, Raina tidak mendapatkan hasil apapun terkait siapa identitas laki-laki itu, terlebih tiba-tiba orang tua dari rumahnya menelepon sehingga dia harus pamit dulu untuk mengangkat sambungan telpon dari orang tuanya.Â
Setelah selesai bertelepon dengan orang tuanya, Raina kemabli menghubungi Rayga dengan tujuan yang sama menanyakan nama lengkap laki-laki itu dan pada akhirnya Ia juga mendapat hasil yang nihil malah dia yang dikorek informasi identitasnya oleh laki-laki itu. Dengan rasa kesal, Raina akhirnya pamit memutuskan sambungan telpon, kembali ke chat, sampai akhirnya dapatlah sebuah nama yang ternyata itu nama dirinya yang di balik susunan hurufnya. Saat itu, Raina tidak sadar, semenjak itu Rayga terus menghubunginya dan mereka mulai dekat.Â
Butuh waktu sekitar 1 minggu lebih bagi Raina untuk menyadari hal itu, Raina marah dan mendiamkan Rayga. Rayga yang sudah bucin tentu saja tidak terima, saat gadis itu online ia segera menanyakannya alasannya bahkan langsung melalui via telpon. Semuanya mengalir begitu saja, sampai mereka saling dekat dan tahu nama satu sama lain.Â
Itu merupakan permulaan dari sesuatu yang luar biasa bagi keduanya. Rayga sebenarnya sudah tertarik pada Raina dari dua tahun sebelumnya. Kerap kali dia memperhatikan Raina dari zaman mereka satu group komunitas literasi dahulunya, yang sekarang tentunya sudah tidak lagi Raina ikuti, dia sudah minggat dari 2 tahun yang lalu juga.Â