Hoan Itu-tu'u berasal dari bahasa Modole yang artinya Desa Terbakar. Pemberian nama desa tersebut dikarenakan penjajah Belanda melakukan pembakaran terhadap pemukiman masyarakat desa. Sebelum Militer Belanda datang membakar desa, Adil sudah menyuruh kepada keluarganya agar meninggalkan desa, sehingga Adil yang ditawan oleh Militer Belanda sampai ia meninggal dan tidak kembali lagi ke desanya.
- Bailengit, dari hoana Ipopolulu ke Toolumalu'u (1902-1920)Â
Pada tahun 1902 terbentuk lagi desa dengan nama "Hoana Ipopolulu" yang artinya rumah masyarakat yang mengelilingi "Halu" atau Rumah Adat dan dari nama desa tersebut tidak pada tahun 1905 berubah nama menjadi Desa "Toolumalu'u."
Nama "Toolumalu'u" diambil dari kisah seorang laki-laki dan perempuan sedang berpacaran. Laki-laki sendiri berasal dari Suku Modole, sedangkan perempuan dari Suku Tabaru dalam kisah tersebut mereka menyeberangi sungai, pada saat itu laki-laki lebih dulu menyeberangi sungai.Â
Setelah itu, laki-laki itu menyuruh kepada si perempuan agar segera menyeberangi sungai tapi perempuan itu menjawab dalam bahasa Tabaru "To'oluku Malukuso," artinya saya tidak mau sungai ini terlalu dalam.Â
Ketika itu, para perempuan-perempuan yang ada di sungai mendengar perkataan perempuan itu lalu menceritakan kepada warga yang lain akhirnya nama "Hoan Ipopolulu" dirubah dalam bahasa Modole menjadi "Toolumalu'u."
- Dari hoana Toolumalu'u ke Bailengit (1920)
Pada tahun 1920 desa "Toolumalu'u" pindah ke-arah selatan yang tidak jauh dari desa mereka dan mengganti nama desa berubah menjadi Desa Bailengit. Â Â Â
Desa Bailengit yang awal dipimpin oleh Kepala Desa yaitu Bapak Gogoru Kapita kemudian diganti oleh adiknya bernama Esau Kapita. Dimana mayoritas penduduk Desa Bailengit beragama Kristen semua penduduk Desa Bailengit adalah desa sebagian besar dari Kao Suku Modole itu sendiri. Secara ekonomi tidak ada keluarga yang sangat kaya, dan rata-rata mengandalkan hidupnya dari hasil perkebunan dan pertanian.[1]
Versi lain bahwa asal mula masyarakat Bailengit sebagian berasal dari Suku Tabaru, waktu itu masyarakat Bailengit belum menganut agama dan saling perang antar sesama karena perebutan wilayah. Dikisahkan bahwa waktu itu masyarakat Bailengit atau Suku Modole tidak mampu bertarung dalam peperangan, sehingga mereka memintah bantuan kepada Suku Tabaru seorang bernama Botar, sampai sekarang ini anak cucu dari Botar adalah marga Kapita[2], jadi menurut hemat penulis salah satu faktor Suku Modole memakai dua dialek, karena ada akulturasi budaya antara Suku Tabaru dan Suku Modole.
Peran sejarah merupakan sesuatu yang tidak boleh tidak harus terus menerus diupayakan karena mempunyai nilai yang teramat penting dan menentukan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Demikian dimensi pembangunan, mencakup mulai dari sekedar pemberian pelayanan sosial (sosial series), sampai pada aspek-aspek lebih mendasar seperti memperkuat bangunan struktur kehidupan sosial masyarakat dan institusi-institusi yang sudah ada dan lain sebagainya.
Â
2.2 Administratif dan letak geografis