Â
Keluarga dan pemerintah merupakan simbiosis mutualisme. Telur yang baik dilahirkan dari ayam dan proses pembibitan yang baik dan benar. Sama halnya dengan generasi bangsa yang baik dilahirkan dari keluarga dan pendidikan formal yang baik dan  diselenggarakan oleh negara atau swasta dibawah pengawasan negara. Membangun bangsa yang kuat bukan hanya menuntut keluarga untuk melahirkan generasi yang unggul, tapi juga menentukan visi dan misi untuk pendayagunaan generasi tersebut.
Â
Bangsa ini sudah lama terstigma sebagai bangsa yang malas. Maka, saatnya merevolusi mental generasi Y, Z, dan Alpha yang atraktif untuk terus menjalankan karekaternya itu. karakater atraktif bisa dimanfaatkan untuk inovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru atau yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa ini. Kreatifitas dan inovasi dalam bingkai atraktif hanya bisa terwujud jika pemerintah menyediakan pendidikan formal sebagai wadah menyerap semua teori/ilmu modern yang berguna dalam kehidupan.
Â
Revolusi mental tak akan beranjak kemana-mana jika hanya sebuah slogan. Mental, karakter, dan kepribadian akan terbentuk jika diberikan pendidikan dan contoh perbuatan langsung dan berulang-ulang. Dan itu, hanya bisa dilakukan didalam keluarga. Setiap manusia sudah pasti selalu pulang dan kembali ke keluarga dalam keadaan apapun. Negara pun jangan hanya mau memetik buahnya saja. Negara harus mau turun tangan memberikan segala kebutuhan dalam membangun generasi bangsa yang unggul. Bukan hanya pendidikan tetapi penyaluran/tempat pengabdian bagi generasi bangsa terbaik sehingga tidak lari ke luar negeri.
Â
Revolusi mental yang dicanangkan harus mengikuti dan dapat menyaring kemajuan zaman. Saat ini teknologi menjadi episentrum utama perkembangan zaman. Pemerintah dan keluarga sebagai elemen bangsa, harus menetapkan tujuan yang jelas untuk masa depan generasinya. Jangan menjadi bangsa yang konsumtif. Hal ini terkait dengan generasi saat ini dan kedepannya (Y, Z, dan Alpha) yang sangat bergantung pada gadget dan serba instan. Revolusi mental sebaiknya ditujukan pada celah yang bisa digarap pada kemajuan zaman itu sendiri. Atraktifnya generasi baru ini harus diarahkan menjadi generasi pelopor. pelopor dan pencipta. Â Juga mengedepankan kesederhanaan sehingga tak menjadi generasi yang konsumtif. Jadilah yang dilahirkan keluarga dan bangsa adalah leader bukan follower.
Â
Â
Â