Maka, pendidikan di keluarga dan rumah menjadi kuncinya. Tidak lupa harus disinkronkan dengan dinamika kehidupan di luar, pendidikan di sekolah atau lembaga formal, dan program pemerintah. Keluarga tak bisa berjalan sendiri membangun generasi bangsa yang kuat apalagi untuk menopang pembangunan bangsa.
Â
Memanfaatkan Kelebihan Generasi Y, Z, dan Alpha
Â
Setiap manusia punya plus-minus, begitu pula sebuah generasi. Tiga generasi terakhir: Y, Z, dan Alpha memiliki kelebihan dalam karakter atraktif, cepat, dan komunikatif. Tinggal dari keluarga, mereduksi karakter individual dan segala sesuatu yang bergerak sendiri baik di ruang terbuka dan tertutup dengan kemajuan teknologi. Tentu dengan cara-cara bijak dan memberikan pemahaman bahwa bekerja sama dan saling tolong-menolong itu baik dan akan mempercepat suatu pekerjaan. Intinya, kebersamaan itu indah.
Â
Keluarga juga harus kembali mengedepankan pendidikan yang seimbang antara agama atau akhlak dengan kemampuan akademik. Agama dan akhlak menjadi pegangan kepribadian dan karakter dalam bertindak antara yang baik dan buruk. Ini membuat seorang anak/generasi bangsa berpikiran jauh kedepan. Sedangkan kemampuan akademik penting sebagai bekal mengarungi masa depan, seperti pekerjaan dan lebih dari itu, turut andil membangun bangsa.
Â
Keluarga adalah rumah pertama. Sekolah adalah rumah kedua. Tidak akan ada generasi terbaik jika kedua rumah itu tidak dibangun dan memiliki metode pendidikan yang baik dan modern. Dalam keluarga, keharmonisan menjadi kunci kesuksesan dalam mendidik anak. Di sekolah, anak-anak mendapatkan beragam ilmu pengetahuan, tapi jangan mengurangi ilmu-ilmu mengenai agama dan akhlak. Jika bangsa ini digambarkan sebagai bangunan yang besar, keluarga adalah pondasi-pondasinya. Maka, bangsa yang kokoh adalah yang diisi dan dibangun oleh keluarga-keluarga yang baik dan harmonis.
Â
Saat ini, keluarga lebih banyak menuntut anaknya untuk berlomba-lomba mengejar prestasi tanpa memberikan pendidikan agama dan akhlak yang cukup. Cara ini membuat pola pikir anak tidak seimbang dan cenderung untuk berbuat diluar batas kewajaran ketika terkena masalah atau dalam tekanan. Agama dan akhlak adalah tembok atau benteng yang kuat bagi jiwa seseorang dalam menghadapi masalah. Mengejar prestasi akan sesuai dengan rel jika mempunyai benteng jiwa dan karakter yang kuat. Juga membuat seseorang tidak mudah goyah dan tergoda hal-hal negatif, seperti narkoba.