Â
Keluarga memiliki banyak arti dan makna. Banyak orang secara sendiri-sendiri mengartikan keluarga. Keluarga merupakan tempat pertama kita hidup. Segala sesuatu tentang kehidupan: belajar bicara, berjalan, tata krama, agama, akhlak, tenggang rasa, silaturahmi, dan tanggung jawab, dimulai dari keluarga. Keluarga adalah landasan pacu terbaik untuk manusia sebelum mengarungi kehidupan di luar.
Â
Di Indonesia, keluarga memang mempunyai tempat tersendiri. Bahkan, tiap tahun kita merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas). Tahun ini, Kota Tangerang Selatan menjadi tuan rumah Harganas ke XXII (1 Agustus). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencanangkan pembangunan keluarga yang kuat. Sealiran dengan visi dan misi Pemerintahan Jokowi-JK yang ingin merevolusi mental sumber daya manusia (SDM) bangsa ini.
Â
Keluarga bukan hanya sekedar kumpulan manusia: Bapak, Ibu, dan anak-anaknya. Cikal bakal pendidikan manusia sesungguhnya dimulai dari keluarga. Sebagian orang memaknai keluarga sebagai rumah-menyamaikan dengan sebuah bangunan tempat tinggal manusia. Di dalam keluarga, segala sendi kehidupan dari yang terkecil dan paling sederhana: tata cara berbicara, makan, tidur, beribadah, dan berdoa, hingga aturan umum yang ada di masyarakat: saling menghormati antarsesama manusia, saling tolong-menolong dalam kebaikan, dan larangan berbuat jahat kepada orang lain, diajarkan oleh kedua orang tua. Satu jawaban dari semua itu, untuk kebaikan anak. Dan, Â doa yang selalu menyertai anak-anak Indonesia dari orang tua: semoga menjadi anak yang sukses, berbakti dan bermanfaat untuk nusa dan bangsa.
Â
Putaran waktu bergulir mengikuti perubahan zaman. Pada masa sekarang, bumi disesaki oleh generasi Y (kelahiran 1980-1994) dan Z (1995-2010), serta siap menyusul untuk meramaikan kolong jagat adalah generasi Alpha (2011-2025). Dua generasi Y dan Z merupakan generasi yang atraktif dan gandrung terhadap teknologi. Generasi ini menuntut kecepatan dan serba instan. Kelemahannya, generasi ini sangat pembosan. Tantangan kedepan adalah banjirnya generasi Alpha. Generasi Alpha ini diprediksi akan berpendidikan tinggi, tapi materialistis dan berfokus pada gaya hidup serba teknologi. Tentu akan mengurangi pergaulan sosialnya.
Â
Pada tataran kehidupan bernegara, Keluarga menjadi sumber utama membangun bangsa. Secara teori, dari keluarga yang baik akan lahir bibit alias generasi bangsa yang unggul. Namun, realitasnya tak semudah teori dan bayangan. Sekarang, tak ada yang bisa menjamin bergaulan yang bebas di luar rumah. Pergaulan yang unborder (tanpa batas) sangat besar pengaruhnya pada karakter generasi bangsa.
Â