Mohon tunggu...
Riyanto
Riyanto Mohon Tunggu... Novelis - https://susahtidur.net

A stoic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan di Atas Bukit

20 April 2020   00:42 Diperbarui: 20 April 2020   01:16 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya."

"Kau masih ingat kenapa?" Kau melepas jemariku, bergegas meringkuk memeluk lenganku dengan kepalamu yang menyandar padaku. Aroma bunga lavender yang selalu khas dari rambutmu menguar hangat.

"Setiap sepuluh tahun sekali, kemarau akan lebih panjang dari penghujan."

"Jadi kau ingat ya," balasmu. "Tetapi, sudah kuceritakan tentang petaka yang akan terjadi di musim penghujannya?"

"Belum." aku menjawab. "Adakah petaka yang akan terjadi?" tanyaku.

Kau mengangguk pelan.

"Seperti, virus flu jenis baru yang akan jadi pandemik global, misalnya,"

"Sungguh?" aku terkejut.

"Seperti di novel Inferno saja kan?"

"Itu benar akan terjadi?"

Kau tertawa-tawa selepasmu musim itu. "Tidak. Bukan petaka semacam itu." Kau merapatkan pelukanmu di lenganku. "Hanya saja petaka semacam hati yang mendadak patah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun