Ujian, adalah kata yang kerap menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan, terutama bagi siswa dan orang tua yang menganggap sebagai tolok ukur kesuksesan akademis.Â
Dulu ketika saya akan menghadapi ujian nasional, saya sempat sakit demam tinggi akibat stress karena ada banyak sekali materi yang menjadi bahan untuk di ujian-kan.
Alhasil, belajarnya sistem SKS alias sistem kebut semalam yang memang sangat tidak efektif. Mungkin sistem SKS ini juga masih digunakan oleh siswa jaman sekarang.
Semakin berkembangnya pemahaman tentang pendidikan dan keberhasilan jangka panjang, kemudian muncul kesadaran di kalangan guru dan orang tua bahwa ujian nasional bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam proses pembentukan masa depan siswa.Â
Ada aspek lain dalam pendidikan yang sangat memberikan dampak yang lebih signifikan pada perkembangan pribadi dan profesional siswa.
Sekilas tentang ujian nasional
Dahulu ujian nasional di Indonesia merupakan ujian standar yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi siswa di akhir jengang pendidikan SD, SMP, dan SMA.Â
Ujian nasional ini berfungsi untuk mengukur mutu pendidikan secara nasional dan menjadi salah satu indikator kelulusan siswa di masing-masing satuan pendidikan.
Ujian nasional atau yang kita kenal dengan ujian nasional (UN) di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1950-an, yang pada masa itu dikenal dengan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS).Â
Sekitar tahun 2003, kemudian namanya berubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) dan tahun 2005 berubah kembali menjadi Ujian Nasional (UN) dengan format yang lebih seragam dan modern sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan saat itu. Hingga pada akhirnya UN resmi dihentikan tahun 2021 lalu dan digantikan oleh Asesmen Nasional (AN).
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, RIset dan Teknologi atau Kemendikbudristek merancang AN sebagai alat untuk menilai mutu pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa, kualitas pembelajaran, dan kondisi lingkungan belajar di sekolah.Â
Ada tiga komponen utama dalam asesmen nasional (AN) diantaranya: asesmen kompetensi minumum (AKM) yang mengukur kemampuan numerasi dan literasi siswa, survei lingkungan belajar yang mengevaluasi aspek non akademik yang mendukung proses belajar di sekolah serta survei karakter yang menilai dari aspek sosial dan nilai-nilai pancasila.
Ujian nasional mempunyai dampak negatif terhadap siswa misalnya: UN membuat siswa lebih fokus pada menghapal materi untuk lulus ujian bukan pemahaman materi lebih mendalam, menimbulkan stres yang tinggi bukan hanya pada siswa tapi juga pada guru dan orangtua di rumah.
Sedangkan untuk siswa yang memiliki keterbatasan pada akses pendidikan atau sumber daya sehingga UN dinilai tidak adil karena akan menimbulkan kesenjangan pendidikan yang besar.
5 hal yang lebih penting dari Ujian Nasional
Pertama, pendidikan bukan hanya tentang nilai akademis tetapi juga mencakup pengembangan karakter siswa seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama dan etika.Â
Pengembangan karakter merupakan proses pendidikan yang membentuk dan memperkuat nilai positif dalan diri siswa agar dapat berperilaku dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya kelak.Â
Pengembangan karakter dapat dilakukan melalui beberapa cara diantarnaya: pembelajaran disekolah yang mengkolaborasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum baik melalui mata pelajaran tertentu maupun kegiatan ekstrakulikuler.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan sosial, memfasilitasi siswa dalam proyek yang menekankan pada kerjasama, tanggungjawab dan kontribusi positif terhadap masyarakat serta menjadikan semua warga sekolah (mulai dari kepala sekolah, guru, tata usaha, sampai ke cleaning service) teladan dalam perilaku sehari-hari yang baik untuk membimbing siswa di sekolah selain peran aktif orangtua di rumah.
Kedua, membekali siswa tentang keterampilan hidup seperti keterampilan pemecahan masalah, berfikir kritis, kreativitas dan kemampuan beradaptasi yang sangat berguna untuk keberhasilan di tengah masyarakat dan dunia kerja.
Keterampilan ini dinilai lebih penting daripada sekedar ujian nasional (UN) karena keterampilan ini membantu siswa dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapinya dengan lebih percaya diri dan efektif.
Jadi, dengan strategi manajemen diri yang kuat dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan yang berlebihan, dapat menciptakan hubungan sosial yang sehat karena kemapuan berkomunikasi yang baik, dan menjadikan siswa lebih mandiri.
Ketiga, proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam dan lebih berharga dari sekedar menghapal untuk ujian kemudian dilupakan.
Pembelajaran yang lebih menekankan akan prosesnya daripada hasil akhir atau jawaban yang benar saja, karena dengan proses belajar seperti ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa. Juga akan bertahan dalam jangka waktu yang lama di ingatan.Â
Metode pembelajaran ini bisa dilakukan dengan cara: diskusi kelompok yang melibatkan siswa untuk menyelesaikan masalah atau mengeksplorasi konsep dan siswa juga dapat melakukan eksperimen dan observasi untuk membantu mereka dalam memahami konsep ilmiah, guru mengajukan pertanyaan terbuka yang akan merangsang siswa untuk berpikir lebih kritis dan dapat mengembangkan jawaban yang berdasar.
Keempat, menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan produktif agar menjaga kesehatan mental siswa termasuk mengurangi stres akibat tekanan ujian.
Kesehatan emosional dan mental merupakan kondisi seseorang yang memiliki perasaan positif terhadap diri sendiri serta mampu mengelola emosi dengan baik, serta dapat menghadapi tantangan hidup secara sehat.Â
Kesehatan emosional juga berdampak pada kesehatan lainnya seperti kesehatan fisik, sosial dan kualitas hidup seseorang. Kesehatan mental dan emosional yang baik dapat membantu siswa dalam pengembangan keterampilan belajar, sosial serta dapat mengembangkan potensi yang ada di diri siswa dengan maksimal.Â
Namun sebaliknya, tekanan yang disebabkan oleh ujian dan ekspektasi akademis yang tinggi dapat menghambat proses belajar, menurunkan motivasi dan bahkan dapat memicu masalah kesehatan mental.Â
Peran guru di sekolah seperti menciptakan suasana kelas yang baik, dan bebas dari tekanan yang berlebihan serta peran orangtua di rumah seperti mendorong anak untuk belajar dengan cara yang sehat.
Jadi, tidak memberikan tekanan yang berlebihan dengan mewajibkan mendapatkan nilai sempurna disemua mata pelajaran serta mendukung semua bakat dan minat anak adalah kunci untuk membantu para siswa memiliki kondisi emosional yang baik.Â
Kelima, penugasan keterampilan abad 21 yang semakin penting dalam era globalisasi.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dengan akses yang sangat mudah menjadikan siswa harus mempunyai kemampuan atau keterampilan agar dapat beradaptasi dengan baik.Â
Literasi digital adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai karena dengan kemampuan literasi digital ini siswa dapat memahami, menggunakan dan mengevaluasi informasi dari berbagai platform digital dengan baik dan benar.Â
Siswa yang memiliki literasi digital diharapkan mampu beradaptasi dengan inovasi-inovasi baru dan dapat menggunakannya untuk membantu produktivitas dan kreativitas mereka.
***
Ujian nasional adalah alat ukur untuk mengevaluasi pemahaman dan kemajuan belajar, dan juga memotivasi siswa untuk belajar. Akan tetapi apabila ujian nasional dijadikan sebagai satu-satunya tolak ukur kesuksesan siswa rasanya tidak sepenuhnya benar.Â
Mempersiapkan siswa agar lebih matang agar mereka siap menghadapi dan melalui berbagai rintangan dan tantangan dalam kehidupan sehari-harinya dan di dunia kerja nantinya adalah hal yang lebih penting.Â
Dan juga, tidak semua siswa dianugrahi kecerdasan secara akademik yang mampu menyerap materi semua mata pelajaran dengan baik.Â
Sebagai guru dan orang tua, alangkah lebih baiknya bila tugas kita membantu, membimbing, serta mengarahkan bakat dan minat siswa yang mereka punya agar mereka dapat mengelolanya dengan baik yang nantinya akan lebih mereka butuhkan saat mereka terjun di masyarakat serta dunia kerja.Â
Allahu A'lam.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H