Tidak hanya terjadi di jaman Siti Nurbaya saja, ternyata tradisi menjodohkan dan dijodohkan masih berlaku di masyarakat jaman modern seperti saat ini. Saya salah satunya yang menjadi "korban" perjodohan.
Ini bukan kisah tentang Romeo and Juliet, namun kisah ini tidak kalah serunya. Inilah kisahku!
Eits, sebelum membaca harus siapkan terlebih dahulu segelas teh hangat dan stoples kudapan favorit untuk menemani teman-teman semua ya.
***
Awal perkenalan.
Tahun 2002 , saya dan suami bertemu tidak sengaja di rumah salah satu sahabat kami. Sahabat kuliah saya ternyata juga adalah sahabat suami saya saat SMA. Wiwit namanya.
Saat itu saya dan Wiwit sedang mengerjakan tugas kelompok salah satu mata kuliah kami. Kemudian seseorang datang dengan mengendarai sepeda motor Honda Astrea Grand warna hitam dan langsung di parkir di depan pintu rumah.Â
Tidak lama kemudian, "Assalamualaikum..." terdengar suara orang memberi salam dan mengetuk pintu. Lelaki berkulit sawo matang dengan badan tinggi tegap dan rambut plontos masuk setelah Wiwit membukakan pintu.
"Wah siapa ini Wit?" tanyanya.
"Oh ini temen Wiwit, kenalin namanya Mayang" jawab Wiwit.Â
"Eko Agus." Dia menyebutkan namanya.
 Akhirnya kami berkenalan dan kami bertiga terlibat obrolan ringan.