Untuk menangani masalah ini tidak serta merta hanya TNI dan Badan Keamanan Laut (BAKAMLA) yang digerakkan untuk menjaga laut, tetapi keikutsertaan masyarakat nelayan juga dibutuhkan untuk menanggulangi masalah ini. Jika kita lihat rutinitas nelayan di LCS masih kurang banyak  yang melakukan aktivitas di sana. Untuk itu diharapkan agar memperbanyak kegiatan atau aktivitas nelayan di LCS. Dan untuk meminimalisir kejadian nelayan yang diusir oleh China, dalam hal ini TNI dan Bakamla harus ikut memantau dan menjaga nelayan agar nelayan saat berlayar tidak merasa terancam lagi. Bahkan jika perlu kita bangun pangkalan militer di kepulauan natuna agar semakin mudah melakukan pemantauan. Dan nelayan juga akan dengan mudah berlayar tanpa harus menghabiskan 20 ton BBM setiap sekali berlayar. Terkait dengan asal masuknya cost guard china ke wilayah kita, kita perlu benteng pertahanan di perbatasan . Ide yang tidak masuk akal tetapi apa yang tidak mungkin jika kita se-ASEAN bekerja sama untuk tujuan kepentingan bersama.
Seperti yang diungkapkan oleh Menteri koordinator Bidang politik, hukum dan Hak Asasi Manusia Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto dalam webinar bertema Menjaga Kedaulatan dan Mencari Kawan di Laut China selatan mengatakan agar Indonesia terus berperan aktif dalam upaya perdamaian para pengklaim, baik dari tataran bilateral maupun regional ASEAN. Dan kita juga harus menjalin hubungan diplomasi dengan ASEAN, ini akan menunjukkan komitmen kuat untuk bekerja sama menyelesaikan konflik yang terjadi, dikutip dari zoom Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) 31/03/24.
Memang sangat betul dalam penyelesaian masalah ini kita tidak bisa hanya Indonesia yang bertindak, melainkan kita harus bertindak melalui nama ASEAN yang artinya semua negara se-asia tenggara ikut berdiplomasi bersama untuk menciptakan kesejahteraan di antara beberapa negara. Menjalin kerja sama yang baik dengan negara China juga merupakan tindakan yang baik, tetapi disisi lain Indonesia diharapkan agar menciptakan pertahanan militer yang kuat juga. Mulai dari pelatihan dan juga pembelian Alutsista (alat utama sistem senjata) untuk tetap berjaga-jaga jika terjadi hal yang tidak diinginkan dan sering melakukan pemantauan di lokasi LCS tersebut.
Sebagai negara yang berdaulat, sudah sepantasnya kita tidak menyepelekan masalah ini. Jangan sampai sejarah dahulu terulang kembali dimana negara lain dengan mudah memasuki wilayah kita. Dan dengan merajalela menginjakkan kaki dan lama kelamaan mereka menguasai wilayah kita. Kita harus ambil tindakan yang cepat dan tepat yaitu melalui kerja sama diplomasi dengan bernegoisasi dan menciptakan hubungan yang baik tetapi tetap waspada.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H