Mohon tunggu...
Teacher Adjat
Teacher Adjat Mohon Tunggu... Guru - Menyukai hal-hal yang baru

Iam a teacher, designer and researcher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Toxic Parent: Dilema Gadget di Tangan Sang Buah Hati

27 April 2022   13:28 Diperbarui: 27 April 2022   13:35 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun begitu, sebagai generasi yang lahir di era society 5.0 tidak mungkin juga melarang mereka untuk menikmati teknologi digital. Solusinya tentu ada di orangtua selaku penanggungjawab jalannya organisasi terkecil yaitu keluarga.

Diantara upaya mencari win-win solution agar orangtua tidak menjadi toxic bagi buah hatinya dan anak-anak juga tidak terjebak dalam candu digital yaitu dengan cara menerapkan pendekatan dialogis dan mediasi parental kepada buah hati. 

Kita jangan lupa, bahwa putra-putri kita adalah manusia yang Allah berikan akal kepada mereka untuk berfikir. Selama akan mereka sehat maka sepanjang itu pula seharusnya kita sebagai orangtua mendialogkan apapun keputusan kita yang akan berpengaruh terhadap hidup mereka. Termasuk keputusan kita memberikan fasilitas gadget kepada mereka.

_Membangun Dialog Keimanan_

Dialog yang dibangun pun harus berpijak pada nilai-nilai keimanan. Karna kita sebagai orangtua tidak bisa mengawasi mereka (buah hati kita) selama 24 jam, hanya Zat yang tak pernah lelah dan tertidurlah yang mampu melakukan itu, yaitu Allah 'Azza Wajalla. 

Ada 2 hal yang perlu orangtua tanamkan sebelum memberikan tanggungjawab penggunaan gadget kepada buah hati; pertama; tanamkan kepada mereka akan urgensi waktu atau usia bagi hidupnya, bahwasanya waktu ibarat pedang, jika kita tidak bisa menggunakannya dalam kebermanfaatan maka ia akan membinasakan kita. 

Saking pentingnya waktu hingga Allah bersumpah atas namanya di dalam surah Al 'Asr. Kedua; tanamkan kepada buah hati kita perasaan ma'yatullah yaitu bahwasanya Allah selalu mengawasi apapun yang kita lakukan. Allah SWT berfirman dalam surah Al Mujadilah ayat 7 ;

"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu."

Dengan menanamkan perasaan merasa "diawasi" oleh Allah SWT kepada buah hati diharapkan dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab atas nikmat harta berupa fasilitas gadget yang telah Allah berikan kepadanya. 

Jika telah terbangun sikap tersebut maka kemanapun dan kapan pun sang buah hati kita tinggal bersama gadgetnya, kita sebagai orangtua bisa lebih tenang karna ada penjagaan Allah bersamanya.

Dialog-dialog keimanan yang dilakukan oleh orangtua menjadi pondasi awal bagi buah hati sebelum berkenalan dengan gadget. Langkah selanjutnya adalah melakukan metode mediasi parental. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun