Padahal di jaman ini, hanya karena sekedar ingin berbuat kebaikan, tapi urusan bisa panjang. Air minum di gentong pun dapat menimbulkan persoalan.
Ada yang mungkin pernah mendengar pengalaman dari perantauan. Ketika makanan tersisa saat makan di warung, lalu ada penduduk lokal yang mencoba meminta sisa makanan tersebut, maka pemilik warung buru-buru mencegah kita untuk tak memberikannya.Â
Bisik-bisik kemudian, pemberian makanan itu nantinya bisa menimbulkan persoalan. Nulung kepentung, sebuah istilah Jawa yang menggambarkannya. Ada warga yang akan mengaku-ngaku sakit lantaran makanan pemberian itu dan menuntut diberikan ganti rugi.Â
Mustahil rasanya hal semacam itu menjadi bagian dari kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Bagaimana mungkin suatu masyarakat bisa mempelajari sebentuk keculasan, yang makin membuat orang enggan untuk berbagi makanan?
Zaman sudah berubah. Orang mesti berhati-hati meski hanya dalam hal berbagi makanan. Bukan semata karena ketidakpedulian atau merasa itu sebagai beban. Prasangka dan kekhawatiran menjadi penghalang. Karena dunia yang kita tinggali sekarang makin nihil dari rasa saling percaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H