Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kimut, Si Kucing Merengut yang Lupa Bersyukur

7 Januari 2021   16:47 Diperbarui: 7 Januari 2021   16:59 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Fabel berikut saya persembahkan untuk para pecinta kucing. Kucing adalah hewan lucu yang begitu menggemaskan untuk dipelihara.

***

Tersebutlah 3 anak kucing bernama Kimut,Kiyut dan kidut. Mereka bertiga adalah anak -anak dari Bapak Cemong dan Ibu Kucu.

Kimut adalah kucing yang pertama lahir. Sementara Kiyut lahir kemudian , dan disusul Kidut.

Penamaan mereka oleh pemiliknya ternyata diberikan berdasarkan penampakan fisik mereka.

Kidut si bungsu, memiliki tubuh yang gendut. Dengan warna kuning -hitam dan bulu lebat, Kidut terlihat begitu menggemaskan.

Ada

Kiyut sebagai anak kucing yang kedua juga memiliki ciri khas  juga. Warna bulu Kiyut putih ,kuning,hitam dan bersih. Memiliki mata yang berwarna biru dan ekor yang panjang serta tebal. Banyak yang mengagumi kecantikan kiyut.

Sementara itu dibandingkan adik- adiknya, kimut tak memiliki kelebihan. Meskipun sebagai kucing sulung,namun Kimut justru memiliki tubuh yang lebih imut dari adik-adiknya. Bulu abu-abunya tak lebat seperti adik-adiknya.  Dan yang unik Kimut ini selalu tampak merengut.

Sebenarnya  Kimut,Kiyut dan Kidut ini merupakan anak kucing turunan campuran kucing kampung dan anggora. Ternyata  Kimut si sulung  mewarisi gen kucing ras kampung lebih dominan dari adiknya hingga ia tak nampak seperti kucing keturunan anggora,melainkan kucing ras kampung biasa.

Kenyataan itu membuat Kimut tak percaya diri. Dia merasa dirinya lebih jelek dari adik-adiknya hal itu membuat dirinya merasa iri. Rasa iri itu membuatnya galak pada adik-adiknya.

Dia lebih senang menyendiri dan tak mau didekati adik-adiknya. Jika adik-adiknya asyik bermain bola , maka dia memilih diam di kandang dan berbaring saja.

Jika tiba saat makan, Kimut juga tak mau makan bersama adik-adiknya. Dia akan memarahi adiknya yang berani mendekatinya. Itulah sebabnya dia biasa makan terpisah dan tak bersama dengan keluarga.

Kenyataan ini membuat Cemong  ayahnya dan Kucu ibunya bersedih. Sebagai orang tua mereka menginginkan Ketiga anaknya bisa akur.

Kegalakan Kimut membuat adik-adiknya segan dan tak berani dekat kakaknya. Kimut juga sering marah jika Cemong dan Kucu terlihat berada di  Kiyut dan Kidut.

"Duh,Pak gimana nih kok Kimut ga bisa sayang sama adik-adiknya?"tanya Kucu resah suatu hari.

"Iya,kenapa ya Bu?" Cemong balik bertanya.

" Mungkin ada baiknya kita coba bicara baik-baik dengan Kimut pak!"

"Ya Bapak setuju bu, biar nanti malam Bapak ajak Kimut jalan-jalan agar bisa bicara dari hati ke hati" 

Ilustrasi: Irma Tri Handayani
Ilustrasi: Irma Tri Handayani
Malam harinya ketika Kimut,Kiyut dan Kidut sedang tertidur, Cemong membangunkan Kimut. Sesuai rencana tadi siang dengan Kucu, Cemong berniat mengajak Kimut untuk jalan-jalan ke luar kandang.

"Nak,bangun!" Cemong membangunkan Kimut dengan menjilati mukanya Kimut.

Kimut menggeliat geli,diapun membuka maata.

"Ada apa pak?" Tanya Kimut

"Jalan-jalan yuk!" Ajak cemong.

Meskipun sedikit kaget atas ajakan bapaknya, Kimutpun mengangguk.

Merekapun berjalan pelan meninggalkan adik-adiknya yang sedang tertidur pulas.

"Bapak ngapain ngajak Kimut jalan-jalan malam?"tanya Kimut yang heran .

"Ya sekali-kali kita jalan-jalan berdua saja,emang kamu ga seneng?" Tanya bapaknya

"Ya seneng lah pak!" Jawab Kimut sambil tersenyum.

"Nak..!"

"Ya Pak."

"Kamu kenapa sih galak banget sama adik-adikmu?kamu kenapa kamu ga mau akur sama adik-adikmu? Memangnya kamu ga sayang apa sama adik-adikmu?"

Kimut terdiam. Dia tertunduk

"Kimut sayang kok sama Kiyut dan Kidut.." jawab Kimut lirih

"Lah terus kenapa ga mau dekat sama adik-adikmu?"

"Kimut..kimut..iri sebenarnya pak sama Kiyut dan Kidut. Mereka kucing-kucing menggemaskan. Bulu lebat seperti Bapak dan Ibu. Mereka juga Tinggi besar seperti bapak. Dan montok-montok. sementara Kimut..pendek,bulu biasa aja kurus.."

Cimong tertegun mendengar penjelasan Kimut. Dia baru menyadari pikiran anaknya

"Kimut bukan kucing yang menarik buat majikan, Kimut jelek pak," kimut meneruskan sambil mulai menangis

Cimong menatap anaknya lekat.

"Mut..kamu itu istimewa..mungkin berbeda dari adik-adikmu tapi kamu tidak jelek " demgan hati-hati Cemong menjelaskan pada Kimut.

" Mungkin kamu lebih mewarisi gen kucing kampung dibanding anggora,namun itu membuatmu justru menjadi berbeda dibanding adik-adikmu,kamu lebih mudah dikenali!"

"Iya karena aku jelek pak!" Jawab Kimut ketus

"Bapak dan Ibu sayang sama Kimut,tak akan membedakan Kimut karena kimut berbeda karena Kimut anak bapak dan Ibu.."

Kimut terdiam

"Coba deh Kimut ingat-ingat siapa yang pertama kali digendong majikan kita kalau datang? Kamu kan? Siapa yang pertama kali diberi makanan kalau jam makan? Siapa yang sering diberi kesempatan tidur bareng anak majikan?"

"Aku pak!" Jawab Kimut setelah mengingat-ingat apa yang ditanyakan Bapaknya

"Nah,artinya kamu istimewa,mungkin tak mirip dengan adik-adikmu,namun itu nustru membuatmu unik !"

Kimut terdiam lagi.

"Kamu tahu ga  karena langit malam gelaplah maka bintang terlihat bersinar istimewa,andaikan langit juga nersinar,maka bintang-bintang terlihat biasa saja ,begitupun akmu dan adik-adikmu. Kalian akan saling melengkapi jika rukun dan akur."

Ilustrasi: Irma Tri Handayani
Ilustrasi: Irma Tri Handayani
Kimut masih diam ,tapi dalam hati dia mengiyakan apa yang bapaknya bilang

"Jadi mulai besok kamu harus percaya diri bahwa kamu istimewa,ya!"

Kimut mengangguk.

"Mulai besok bermainlah dengan adik-adikmu,mereka ingin sekali bermain bola dengan kamu,mereka juga ingin makan bareng sama kamu, ya!"

"Iya pak!"

" Ya dah yu,masuk..dah malam,kita tidur!"

Kimut dan Cemongpun masuk ke dalam.

Esoknya Kimut mencoba bergabung dengan adik-adiknya. Bermain desama Kiyut dan Kidut, makan bersama semua keluarga,ternyata menyenangkan sekali dibanding menahan iri atas ketidak sempurnaan yang dipikirkannya.

Mensyukuri apa yang dimiliki membuat Kimut kini merasa sangat bahagia.

Cemong dan Kucupun bahagia melihatnya.

Oh,ya semenjak bahagia ,muka Kimut kini tak terlihat merengut, yang ada muka Kimut malah jadi kelihatan imut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun