Sudah siapkah kami kehilangan sosok yang begitu menyayangi kami? Sudah siapkah kami tak mendengar suara cerewetnya yang memang sudah hilang beberapa hari sebelumnya. Jujur aku malah tak mau kehilangan. Rasanya masih kurang waktu untuk memeluknya. Rasanya ingin mendengar kembali ketukan di pintu kamar saat membangunkanku dengan suara cemprengnya. Rasanya ingin kembali mendapat suapan nasi darinya sebelum pergi sekolah bahkan bekerja di pagi hari.
Kemudian ketika kami menemukan dan melakukan serangkaian pengobatan untuk membersihkan ilmunya ,sebagian jiwa kami merintih karena takut kehilangan. Keikhlasan itu sulit.
 Setelah akhirnya beliau bersih daril ilmu pengasihan dan esoknya melepaskan nyawa, tangis kami pecah tak terhentikan. Kamipun pada akhirnya benar-benar harus ikhlas melepaskan beliau menghadap yang Kuasa dan mendoakan beliau semoga beliau diampuni segala dosanya dan semoga Tuhan memberinya tempat di surga karena kesabaran dan kasih sayangnya membuat kami, tiga anak yang bisa dikatakan terbuang ini mampu hidup dan berhasil menaklukan kehidupan.
Sosok pahlawanku telah pergi. Beliau bukan hanya seorang Nenek namun juga Ayah dan Ibu bagiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H