Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Pahlawanku] Titik Ikhlasku Melepas Sang Pahlawan

17 Agustus 2019   23:52 Diperbarui: 19 Agustus 2019   08:56 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Neneku. Dokumen pribadj

Sudah siapkah kami kehilangan sosok yang begitu menyayangi kami? Sudah siapkah kami tak mendengar suara cerewetnya yang memang sudah hilang beberapa hari sebelumnya. Jujur aku malah tak mau kehilangan. Rasanya masih kurang waktu untuk memeluknya. Rasanya ingin mendengar kembali ketukan di pintu kamar saat membangunkanku dengan suara cemprengnya. Rasanya ingin kembali mendapat suapan nasi darinya sebelum pergi sekolah bahkan bekerja di pagi hari.

Disuapi nenek. Foto Pribadi
Disuapi nenek. Foto Pribadi
Namun melihatnya tersiksa oleh sakitmya, akhirnya kami berikhtiar untuk mencari ustadz yang mampu membersihkan  hal yang tak mudah dimengerti secara akal dan logika.

Kemudian ketika kami menemukan dan melakukan serangkaian pengobatan untuk membersihkan ilmunya ,sebagian jiwa kami merintih karena takut kehilangan. Keikhlasan itu sulit.

 Setelah akhirnya beliau bersih daril ilmu pengasihan dan esoknya melepaskan nyawa, tangis kami pecah tak terhentikan. Kamipun pada akhirnya benar-benar harus ikhlas melepaskan beliau menghadap yang Kuasa dan mendoakan beliau semoga beliau diampuni segala dosanya dan semoga Tuhan memberinya tempat di surga karena kesabaran dan kasih sayangnya membuat kami, tiga anak yang bisa dikatakan terbuang ini mampu hidup dan berhasil menaklukan kehidupan.

Sosok pahlawanku telah pergi. Beliau bukan hanya seorang Nenek namun juga Ayah dan Ibu bagiku.

Makam Neneku. Dokumen pribadj
Makam Neneku. Dokumen pribadj

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun