Dengan menggendong aku, Ibu menemui mereka. Histerisnya Ibu melihat mereka membuat aku kecil menangis karena ketakutan. Â Puncaknya ibu pergi meninggalkan aku di depan mereka . Ibu merana karena saat Ibu meminta Ayah memilih dan Ayah memilih Ibumu, dengan kemudaannya dengan kecantikkanya.Â
Ibuku wanita beranak 3 itu lalu menghilang membawa kepedihan tanpa sempat membawa aku dan ketiga kakakku.Â
Ayah membangun keluarga kembali dengan ibumu. Kau lahir sebagai anak pertama dengan jenis kelamin sama seperti aku, perempuan. Akibatnya? Ayahpun melupakanku.Â
Jika bukan karena Nenek yang mengasuhku adalah Ibunya, mungkin dia tak pernah mau menjengukku.
Kini kau datang padaku dik., Meminta tolong padaku untuk melepaskan Ayah kita dari Ibumu.Â
Lapormu Ayah sering   main perempuan.  Ternyata keberadaan Ibumu tak cukup membuat ayah setia.  Laksana Don Juan, Ayah selalu berpindah dari wanita. Meski tanpa melepas Ibumu, ayah tetap berselingkuh.
Kamu marah pada Ayah. Kamu usir Ayah karena telah memainkan kesetiaan Ibumu. Kamu sakit hati. Â Dan kamu berkata bahwa kamu tak ingin mengurus Ayah dihari tuanya nanti.Â
Lalu aku harus apa dik? Aku harus menerima permintaanmu untu merengkuh Ayah kini? Setelah sekian lama dia membahagiakanmu kini aku harus mau menerima ayah yang ingin kau buang?Â
Tahukah Ibumu bahwa rasa sakit yang dia rasa pernah Ibuku rasa. Sadarkah Ibumu bahwa karma itu ada?Â
Ayah memang bejad. Tak mampu setia pada satu wanita. Anaknya bertebaran dimana-mana. Â Tapi satu yang harus kamu ingat dik..Â
Cuma kamu yang mendapatkan rumah mewah, makanan lezat, akomodasi lengkap dan pendidikan tinggi hingga menghantarmu menemukan jodoh di tempat kerja yang bonafit.Â