Yang ayah lakukan padamu sekarang, tak jauh beda dengan yang ayah lakukan di masa kanak-kanak.
Mungkin kamu tak tahu, waktu itu, Ayah baru saja mengunjungiku. Entah memang sengaja atau kebetulan hanya ingin menengok Nenek yang sedari balita mengasuhku.Â
Ayah lalu mengajakku jalan-jalan. Â Senangnya aku saat itu. Setelah itu, Â Ayah lalu memintaku untuk memilih satu boneka yang ditunjukknya. Akupun memilih satu yang kusuka.Â
Senangnya aku. Setelah sekian lama  tak bertemu , Ayah berbaik hati membelikan boneka. Sayangnya boneka itu tak ditinggal dirumah. Melainkan dibawa pergi ayah. Sambil memberikan uang beberapa rupiah ayah bilang boneka ini untukmu adikku. Ternyata Ayah hanya butuh aku untuk memilihkan agar pilihannya tepat karena dipilih oleh anak yang nyaris seusia.Â
Entah ayah tahu aku sedih saat itu. Â Ayah lama tak datang lagi. Â Kata Nenek ayah berpindah-pindah kerja ke luar kota sehingga sulit mengunjungi kami.Â
Adikku pernahkah kau mencari tahu perasaanku? Aku adalah anak ke tiga, dan anak perempuan satu-satunya setelah dua kakakku laki-laki semua.Â
Betapa ayah mengharapkan kehadiranku sebagai bayi perempuan saat lahir. Kata Ibuku ayah memang bahagia saat menyaksikan kelahiranku.Â
Ayah selalu memandikanku, Ayah menina bobokanku Ayah mengajakku bermain. Aku adalah anak perempuan kesayangan ayah.Â
Namun takdir merubahnya. Tiba-tiba Ibumu datang menggoda ayah. Ibumu yang masih muda,yang  baru saja melepas masa SMA memikat hati Ayah.Â
Semenjak mengenal ibumu Ayah jarang pulang. Kalaupun pulang ayah sering lupa untuk menimangku. Â Yang ada Ayah bertengkat dengan Ibu.Â
Ayah berusaha menyembunyikan hubungannya dengan Ibumu. Namun pada akhirnya Ibuku berhasil memgendus keberadaan mereka.Â