Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Surat Penyelamat Bapak

20 Oktober 2018   12:03 Diperbarui: 20 Oktober 2018   13:25 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi.. Lepaskan Bapak saya. Ibu jalani kembali saja hidup Ibu, carilah pendamping lain yang siap mengikuti gaya hidup Ibu.

Maaf kalau ada perkataan yang menyinggung.  Sebelum diakhiri, saya ucapkan terima kasih karena Ibu ,Hati Bapak kami yang sepuh sempar berbunga-bunga karena dicintai oleh seorang janda cantik seperti Ibu.

Sekali lagi terimakasih.

Wassalam..

*****

Lelaki tua itu menangis sesegukkan di hadapanku. Seperti anak kecil yang kehilangan mobil mainannya. Betul kata orang, ketika semakin tua maka kelakuannya akan kembali seperti balita. 

"Dia minta diceraikan.. "ucapnya lirih setelah mampu menurunkan emosinya. 

"Ya sudahlah pak berarti bukan jodoh. Seperti Bapak dengan Mama ,Bapak dengan Mama Neni, Mama Eli, Mama Tati... Dan yang lainnya yang harus berpisah,relakan saja. Nanti juga Bapak dapat lagi! "hiburku

Kupeluk tubuh renta itu. Ku usap air matanya. Ah fisik memang tua, tapi dia adalah petualang cinta. Ibuku adalah korbannya yang pertama. Setelah itu aku bosan bergonta -ganti Ibu baru. Bapakku bermasalah dengan kesetiaan. Biasanya aku tak perduli. 

Kerja di proyek dan meninggalkan anak Istri membuatnya selalu tergoda mendapatkan istri muda. 

Masalahnya kini dia sudah terlalu tua. Beberapa kali sakit sudah sering menderanya. Aku harus turun tangan untuk meluruskan jalannya. Masa iya dia harus begitu terus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun