Apa karena mereka tak mau anak-anaknya berkubang lumpur, bermandi keringat dan berbau sengatan matahari?Â
Apa mereka sendiri merasa bahwa pekerjaan petani tak bisa digunakan untuk menyenangkan hati? Mungkinkah mereka merasa bahwa uang dari bertani tak seberapa? Mungkinkah modal saat menanam benih dengan modal pinjaman sana-sini tak pernah kembali lebih saat menuai panen?Â
Kalau iya mungkin cara bertani mereka yang kurang tepat. Di jaman canggih begini pasti banyak ilmu pertanian dari sarjana baru yang bisa membantu. Dengan bantuan para sarjana pertanian sawah mereka menghasilkan uang milyaran.Â
Nah semestinya para sarjana pertanian lari ke sawah jangan cuma ingin gaji mewah di tempat kerja yang "wah". Betul tuh berarti kata pak Jokowi! Ayo, turun langsung membantu petani!
Jika terus seperti itu ,maka regenerasi petani akan berhenti. Setelah mereka meninggalkan dunia ini, maka sawah mereka akan tinggal kenangan. Hayo siapa yang akan meneruskan kalau anaknya semua terperangkap di kota.Â
Semoga ada angin baru yang mengguncang dunia pertanian sehingga petani di sawah akan menjadi salah satu cita-cita anak Indonesia. Sawah bukan hanya sekedar pemandangan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H