Apapun cita-citanya itu yang pasti kami harus berjuang untuk menggapainya. Mewujudkan cita-cita anak  harus menjadi prioritas kami. Masa depannya tentu saja harus lebih baik dari kami. Untuk itu sekuat tenaga kami harus membantunya baik secara moral atau secara finansial.
Ngomong-ngomong masalah finansial, terkadang kami merasa takut tak mampu mewujudkan cita-citanya. Mengkalkulasikan uang yang harus kami keluarkan di jaman sekarang ini membuat kami nyaris pingsan dibuatnya.
Ketika masuk SD, Lalaki langit kami masukkan ke sebuah sekolah swasta yang cukup ternama . Pertimbangan fasilitas dan sumber daya pengajar menjadi alasan kami. Karena di SDlah dasar ilmu akan mulai dia dapatkan. Jika dasarnya tidak kuat maka kami khawatir dia keteteran di jenjang berikutnya
Untuk menebusnya angka jutaan harus kami keluarkan saat daftar. Belum lagi spp bulanannya yang tinggi.
Bukan karena kami kelebihan uang jika memaksakan diri masuk ke sekolah itu. Gaji suamiku sebagai pengajar honorer yang entah kapan naik level jadi pns tentu tak seberapa. Untuk melengkapinya maka akupun harus bekerja di lembaga bimbingan belajar. Dan alhamdulillah hingga detik ini masalah itu selalu terselesaikan.
Dulu, Â semenjak dia bayi, kami sudah rajin menyimpan uang tiap bulan sehingga saat tiba masa pendaftaran sekolah dasar kami hanya tinggal menambah sedikit kekurangan yang ada.
Seiring waktu berlalu, kini telah lahir si adik Miyuni kembang. Â Karenanya, kini kami harus memperhitungkan juga biaya pendidikan dari Miyuni Kembang yang terpaut 5 tahun usianya dari Lalaki Langit. . Memang usianya masih dua tahun namun 3 atau 4 tahun ke depan dia tentu harus mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan paling tidak selevel dengan kakaknya kini.Â
Jika kami tidak mulai menyisihkan uang dari sekarang sepertinya terlalu berat untuk mengeluarkan biaya pendidikan dengan penghasilan yang masih sama pada saat akan menyekolahkan Miyuni kelak.Â
Namun nyatanya kini lebih sulit untuk menyimpan uang dengan kisaran yang sama seperti saat lalaki langit belum masuk sekolah dulu. Kini tiap bulan sudah ada biaya spp dan juga keperluan sehari-hari dari Lalaki langit yang menguras isi dompet kami.
Adakah solusi dari ketakutan kami? Jika menabung sudah sulit dilakukan maka kami harus mencari cara lain untuk membuat Miyuni Kembang mendapat jatah sama seperti kakaknya.
Kamipun coba melirik asuransi. Kebetulan beberapa teman dan kerabat kami sudah bergabung dengan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera. Beberapa hari yang lalu kami mencoba mencari informasi asuransi pendidikan yang dikeluarkan bumiputera.
Akhirnya kami mendapatkan informasi bahwa bumiputera memiliki produk asuransi pendidikn bernama asuransi Mitra Cerdas dan asuransi Mitra Beasiswa.