Lintas Agama, Bersatu Untuk Menjaga Iklim dan Melestarikan Alam
Negara Indonesia yang terletak di daerah ekuator yang menyebabkan sering terjadi bencana alam baik itu gempa bumi maupun hidrometeorologi. Bencana Hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter meteorologi atau faktor cuaca yang meliputi curah hujan, temperatur, kelembapan dan angin. Contoh bencana hidrometeorologi adalah longsor, banjir, angin puting beliung, abrasi, dll. Berdasarkan kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan terkait ancaman bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh fenomena La-nina. La nina terjadi ketika anomali suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah yang mengakibatkan suhu muka air laut menjadi relatif dingin di bawah kondisi normalnya yang menyebabkan hujan deras yang akan terjadi khususnya bagi wilayah indonesia bagian barat.
Dikutip dari Dr. Urip Haryoko M.Si selaku Plt. Deputi Klimatologi, selaku pemateri; bahwa peristiwa yang dikaji oleh WMO mengkonfirmasi bahwa dari tahun 2011-2020 merupakan dekade terpanas yang terus-menerus sepanjang catatan historis trend perubahan iklim jangka panjang. Berdasarkan data enam tahun terakhir ini menjadi tahun terpanas yakni sejak 2015, 2016, 2019, dan 2020 masuk ke dalam kategori tahun terpanas. Peristiwa ini tentunya bukan hanya disebabkan oleh alam namun sudah tercampur oleh ulah tangan manusia. Salah satunya adalah penebangan hutan secara besar- besaran atau kerap disebut Deforestasi. Deforestasi ditandai dengan luasan tutupan pohon yang semakin menurun dan konversi lahan hutan menjadi non hutan Deforestasi (penghilangan hutan) adalah kegiatan penebangan tanaman hutan atau tegakan pohon (stand of trees) dan mengalih-gunakan lahan hutan (non forest use), misalnya untuk pertanian pangan, perkebunan, permukiman, kawasan industri dan lainnya. Degradasi hutan dan lahan ditandai oleh luasan lahan atau DAS kritis dan sangat kritis secara hidro-orologis Hutan memiliki peran strategis sebagai pengendali iklim. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa perubahan iklim memiliki variabilitas alam dan manusia.
Mainstreaming issu Perubahan Iklim dan Aksi Iklim secara masif ke seluruh masyarakat:
- Literasi Iklim: terutama ke generasi muda dan kelompok agama
- Literasi Iklim: lebih massif dan inovatif melalui berbagai ragam media social, media pembelajaran, media ruang, media massa (publikasi berita)
- Literasi Iklim: Sinergi dan kolaborasi dengan multi pihak
Mitigasi perubahan iklim adalah segala bentuk aksi yang dapat mengurangi laju perubahan iklim, melalui pembatasan atau pencegahan emisi gas rumah kaca dan peningkatan aktivitas yang dapat menyerap gas-gas tersebut dari atmosfer. Contohnya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) terutama CO2, meningkatkan penyerapan GRK, mengurangi resiko dampak perubahan iklim, dan membuat semua orang sadar akan bahaya perubahan iklim
Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan amar ma'ruf nahi munkar berperan dalam mengelola lingkungan yang berkeadilan dan ramah lingkungan terhadap dua objek yaitu:
1. Penguatan internal warga muhammadiyah dalam memahami hak, kewajiban dan peran dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan
2. Melakukan pendekatan terhadap fihak eksternal dari berbagai aspek dalam pengelolaan lingkungan
Program "The Way to Green (WtG)"
Beberapa Program WtG yang dicanangkan UMY yang terintegrasi dalam kegiatan Catur Dharma Perguruan Tinggi :
1. Kampus hijau dan bersih.
2. Penggunaan Energi yang Hemat dan Efisiensi.
3. Meminimalkan Penggunaan Kertas (Paperless).
4. Pengelolaan Sampah menuju "Zero Waste Management".
5. Pemanfaatan Sampah dan Bahan Daur-Ulang.
Defenisi Adaptasi Perubahan Iklim
Proses untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi perubahan iklim yang tengah dirasakan atau diharapkan akan terjadi, serta dampak-dampak yang ditimbulkan.
Advokasi perubahan Iklim  Merupakan bagian dari usaha dalam mengikut sertakan masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim dan turut mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Generasi muda dan kelompok agama merupakan golongan potensial yang dapat menjadi motor penggerak atau influencer dalam memberikan advokasi perubahan iklim. Sosial media dan aksi komunitas menjadi platform yang paling efektif sebagai media pengarus utama perubahan iklim kepada masyarakat luas Perubahan Iklim bagi Generasi Muda
ditandai oleh luasan lahan atau DAS kritis dan sangat kritis secara hidro-orologis Hutan memiliki peran strategis sebagai pengendali iklim.
"Apabila keseimbangan diwujudkan, manusia akan hidup tenteram, damai dan bahagia"
Tri Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan)
"Konsep Tri Hita Karana merupakan salah satu cara bagaimana menanggulangi perubahan iklim. "Karena dalam ajaran tersebut, ada semua unsur yakni hubungan harmonis manusia dengan Tuhan (Parahyangan) , hubungan harmonis manusia dengan manusia (Pawongan) dan hubungan harmonis manusia dengan alam (Palemahan)" Unsur - unsur Tri Hita Karana itu terdapat dalam kitab suci Bagawad Gita (III.10), berbunyi sebagai berikut: "Sahayajnah prajah sristwa pura waca prajapatih anena prasawisya dhiwan esa wo'stiwistah kamadhuk" Yang memiliki makna : "Pada jaman dahulu Tuhan dalam manefestasinya sebagai PRAJAPATI menciptakan manusia dengan yadnya (kurban suci) dan bersabda: dengan ini engkau akan berkembang dan akan menjadi kamadhuk dari keinginanmu." Kamadhuk artinya memenuhi keinginan semua makhluk.
Tri Hita Karana mengajarkan umat Hindu untuk menghargai kebesaran alam karena kehidupan umat manusia sangat tergantung dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, sikap dan tindakan umat Hindu selalu dihubungkan dengan alam. Guna menjaga lingkungan pula beberapa ritual Hindu ada hubungannya dengan alam seperti Tumpek Wariga, Upacara Caru, dan Hari Suci Nyepi Tumpek Wariga dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Wariga. Tumpek Wariga ini merupakan hari suci pemujaan kepada Dewa Sangkara atau Dewa penguasa kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan.
Umat Hindu wajib untuk memelihara lingkungan. baik secara Sekala (kasat mata) maupun Niskala (tidak kasat mata). Secara Niskala diantaranya dengan melakukan caru agar bhuana agung (makrokosmos/alam semesta) dan bhuwana alit (mikrokosmos/diri manusia) seimbang. Caru adalah salah satu bagian upakara Bhuta Yadnya (kurban suci pada alam) sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan Sradha (Iman) dan Bhakti (Takwa) umat Hindu. Fungsinya antara lain, sebagai sarana untuk menetralisir kekuatan-kekuatan alam yang bersifat buruk.
Hari Suci Nyepi mengandung tuntunan untuk introspeksi diri sekaligus pelestarikan alam. Umat Hindu secara ritual, spiritual dan praktek keseharian agar senantiasa menghormati alam karena alam adalah sumber kehidupan.
Sampah plastik adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim. Karena, sejak proses produksi hingga tahap pembuangan dan pengelolaan, sampah plastic mengemisikan banyak gas rumah kaca ke atmosfer.
Tiga bentuk dosa ekologis : keserakahan, ketidakpedulian, tidak mau repot.
Mengapa Umat beragama di seluruh dunia harus membela Bumi?
* Hampir 85% penduduk Bumi mengakui dirinya sebagai Umat beragama -- Pew Research
* Saat ini kita berada di masa Anthropocene (kegiatan manusia telah mengubah antara
sepertiga sampai setengah permukaan daratan planet) -- Paul Crutzen
* Terjadinya krisis spiritual yang juga merupakan krisis moral -- Seyyed Hossein Nasr
* Power domination / Desacralization / Individualism / Consumerism
* Agama memiliki world view untuk menjaga Bumi, otoritas moral & kapasitas
membangun komunitas (umat)
* Manusia pada dasarnya adalah mahluk spiritualana firman
Turut serta membuat perbedaan nyata dalam pergerakan untuk keadilan iklim GreenFaith mengajak umat beragama di seluruh dunia untuk bergabung bersama dalam advokasi iklim yang memberikan dampak yang jelas. Dimulai dengan membentuk komunitas akar-rumput, pelatihan-pelatihan dan pendidikan, serta membangun advokasi dan kampanye di tingkat lokal, nasional hingga global. Kita semua bisa membuat perbedaan!
Apa yang perlu dipersiapkan dalam
menghadapi dampak La Nia?
* Menguatkan mental, spiritual, dan etika kaum beriman atau umat beragama tentang kepedulianterhadap sesama.
* Mendukung dan membantu masyarakat untuk beradaptasi dan bersiap-siaga menghadapi peristiwa seperti La Nia, yang juga merupakan tanggungjawab keimanan seseorang dari berbagai ajaran agama.
* Melindungi golongan masyarakat yang rentan serta bagaimana kita semua belajar untuk dapat hidup di muka bumi di masa krisis iklim yang harus kita hadapi bersama-sama, termasuk saat periode La Nia, serta melakukan persediaan logistic dll.
* Saat ini kita sudah mencapai titik dimana hanya dengan memberikan informasi dan pendidikan tentang perubahan iklim tidak lagi cukup -- maka sebagai umat beragama, kita telah mengetahui akar masalahnya dan konsekuensinya terhadap golongan masyarakat yang paling rentan, oleh karena itu pendidikan juga harus menghubungkan umat beragama dengan masalah keadilan, yaitu keadilan iklim!
* Maka "Keadilan Iklim," pendidikan yang mendorong untuk aksi nyata adalah apa yang dibutuhkan dunia saat ini, serta perlindungan terhadap masyarakat yang paling rentan serta bersinergi.
Gatot Supangkat
Majelis Lingkungan Hidup dan Pimpinan Muhammadiyah Agroteknologi dan Program Profesi Insinyur UMY
DEFORESTASI
Deforestasi ditandai dengan luasan tutupan pohon yang semakin menurun dan konversi lahan hutan menjadi non hutan Deforestasi (penghilangan hutan) adalah kegiatan penebangan tanaman hutan atau tegakan pohon (stand of trees) dan mengalih-gunakan lahan hutan (non forest use), misalnya untuk pertanian pangan, perkebunan, permukiman, kawasan industri dan lainnya. Degradasi hutan dan lahan ditandai oleh luasan lahan atau DAS kritis dan sangat kritis secara hidro-orologis Hutan memiliki peran strategis sebagai pengendali iklim.
PESAN RASULULLAH MUHAMMAD SAW
* Jangan menyalakan api di dekat sarang semut atau lebah
* Jangan mengambil sarang burung
* Jangan memotong pohon tanpa alasan
* Jangan membunuh lebah atau merusak sarang lebah
* Jangan membunuh tumbuhan dan hewan tanpa alasan
Tulisan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bela Negara.
Nama : Muhammad Ansori Hasibuan
NPT : 21210023
Kelas : Klimatologi 1
Dosen Pembimbing : Fendy Arifianto, M.Si
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H