Mohon tunggu...
LangitBiru
LangitBiru Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

POST-STRUCTURISM

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Wacana: Representasi Presiden Jokowi di Berita Terkait Persoalan Tanah Kendeng

3 Juli 2020   15:17 Diperbarui: 3 Juli 2020   15:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pasar dunia melihat wilayah pasar negara berkembang seperti Asia Tenggara sebagai target penjualan smartphone dengan harga murah, termasuk Indonesia. Di Indonesia, smartphone dengan  harga murah atau di bawah satu juta rupiah dengan mudah dapat ditemukan. Salah satu merek saja memiliki 14 model dengan harga satu juta ke bawah. Ketersediaan dan penetrasi smartphone di Indonesia juga ter meningkat, diikuti harga data yang justru semakin menurun karena perkembangan teknologi dan persaingan operator. 

Menurut Freischald (2015), harga paket data pada tahun 2015 berada pada kisaran Rp 90.000 untuk 2 GB. Sedangkan pantauan kelompok, penawaran harga paket data saat ini hanya Rp 50.000 untuk 2 GB.
T

rafficestimate menunjukkan bahwa dalam 30 hari terakhir, jumlah kunjungan terhadap situs kompas.com sekitar 35.330.000, dan angka kunjungan bulanan ini terus mengalami kenaikan hingga 16,8% dalam satu tahun. Berdasarkan analisis situs web Alexa.com (2017) Pengunjung portal berita Kompas.com didominasi oleh pengunjung laki-laki, dengan tingkat pendidikan telah menempuh perguruan tinggi

Analisis Makro

1. Situasional.

Situasi sosial dalam berita "Bertemu Jokowi, Petani Kendeng Ini Menangis Tuntutannya Tak Terpenuhi" di Kompas.com, tidak dapat dilepaskan dari konteks yang membangun berita tersebut. Pada saat berita berlangsung, masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani di wilayah Kendeng menolak adanya pembangunan serta menginginkan pemberhentian izin operasional PT Semen Indonesia yang dimana pada tanggal 5 Oktober 2016 telah diputuskan oleh Mahkamah Agung. Peristiwa ini secara keseluruhan mendapat pemberitaan yang luas dari berbagai media yang ada di Indonesia termasuk Kompas.com.

2. Institusional

Dalam level institusional, insitusi yang memiliki pengaruh dalam proses praktik produksi wacana dalam hal ini aksi megecor kaki oleh masyarakat Kendeng yang melakukan demonstrasi adalah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). AMAN merupakan sebuah organisasi kemasyarakatan independen yang terbentuk pada tahun 1999 sesuai dengan Keputusan Kongres Masyarakat Adat Nusantara pertama (KMAN I). Visi dari AMAN adalah untuk mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi seluruh masyarakat adat di Indonesia. 

AMAN bekerja di tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta memiliki anggota komunitas sebanyak  2.304 yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki anggota individu yang berkisar 17 juta jiwa (aman.or.id).

Dalam kaitannya dengan petani Kendeng, Gunarti dan petani-petani lain mendapat dukungan langsung dari AMAN karena AMAN turut membahas dan mencari solusi untuk mengatasi ancaman terhadap eksistensi masyarakat adat, termasuk pelanggaran hak asasi, perampasan tanah adat, pelecehan budaya, dan berbagai kebijakan yang mendiskriminasi masyarakat adat. Dalam hal ini, AMAN menilai bahwa Gubernur Kendeng (Ganjar Pranowo) telah melakukan pelanggaran berupa perampasan atas tanah adat karena memberi izin pabrik semen untuk membuka cabang di Kendeng.

Seorang aktivis Kendeng bernama Gunretno yang tergabung dalam Komunitas Sedulur Sikep, pada diskusi karst sekitar seminggu lalu di Wong Caf, Yogyakarta, menyatakan bahwa aksi demonstrasi atau unjuk rasa masyarakat Kendeng ke depan Istana Kepresidenan RI di pelopori dan diarahkan oleh AMAN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun